KABAR PRIANGAN - Bicara tentang jasa guru tak akan ada habisnya. Dengan segenap kesabaran dan pengabdiannya ia mengajarkan kita sampai bisa membaca, menulis, berhitung, dan berbudi pekerti luhur.
Dulu, menjadi tenaga pengajar bukanlah suatu tujuan profesi yang banyak dipilih oleh masyarakat. Memilih profesi guru adalah pengabdian dimana harus dijalani dengan ikhlas dan kesabaran dengan segenap hati karena sarana prasarana dan fasilitas yang sangat terbatas.
Tak jarang, banyak guru pada masa lalu yang jauh dari kata sejahtera. Bahkan harus hidup dalam keterbatasan karena kurangnya fasilitas untuk mengajar bahkan untuk kehidupan pribadinya sendiri. Banyak pula ketika itu yang mengundurkan diri dari profesi "Pahlawan Tanpa Tanda Jasa" tersebut.
Lilis Nina Hasdianah, S.Pd.I, (63) adalah seorang tenaga pendidik atau guru yang pernah menjalani tugas di Kota Bekasi, Jawa Barat. Lamanya berdinas dari awal hingga akhir kariernya di kota tersebut, selain menjadikannya praktisi pendidikan juga sebagai saksi sejarah perkembangan hingga hiruk-pikuknya kota patriot saat ini.
Kota Bekasi sendiri merupakan pemekaran dari Kabupaten Bekasi. Baru tahun 1982 secara resmi ditingkatkan statusnya menjadi kota administratif (kotif), dan pada tahun 1996 ditingkatkan lagi menjadi kotamadya (kota) sampai sekarang.
Lilis yang lahir di Cisepet Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis pada 11 Juni 1959, adalah anak pertama dari pasangan H Achyar Djohan Soemantri asal Cisepet, dan (Almh) Hj Nyimas Yusti Hasanah asal Kecamatan Ciawi (kini Kecamatan Sukaresik) Kabupaten Tasikmalaya.