Baca Juga: Ledakan di Cilacap Tewaskan Satu Orang, Kerasnya Ledakan Terdengar hingga Pasar Majenang
Siti mengaku membayar ongkos Tayo dari Sidareja Rp 30 ribu. Karena untuk masuk kawasan Masjid Perahu tak harus mempunyai tiket, maka selain untuk ongkos dirinya hanya perlu biaya untuk jajan sekadarnya. "Jajan di sini juga banyak warung, ya Rp 50 ribu sudah cukup untuk ongkos, makan dan minum. Apalagi kalau bawa timbel dari rumah. Di sini bisa Salat Zuhur sekalian melihat kemegahan Masjid Perahu dan pemandangan sekitarnya," ujar Siti.
Pengunjung lainnya, Ny Yani (45) mengatakan awal dirinya mengetahui Masjid Perahu ketika dalam perjalanan dari Tasikmalaya ke Majenang. Yani yang berasal dari Majenang, merasa tak asing dengan lokasi itu karena sering dilewatinya sejak tahun 1990-an saat masih kuliah di Tasikmalaya. Namun kini lokasi itu pangling. "Telah berbeda dengan dulu, di sini sekarang sudah ramai," ucapnya.
Baca Juga: Perlawanan terhadap Mafia Tanah di Banjar dan Cilacap: Pasang Patok, Anti Cekcok, Anti Caplok
Menurutnya, beberapa tahun lalu kawasan rest area itu berupa pesawahan. Ia sempat bertanya-tanya ketika mulai dua tahun lalu hingga awal tahun ini di lokasi itu ditutupi seng tanda sedang berlangsung pembangunan. "Kirain teh mau dibangun apa, ternyata sekarang jadi lokasi rest area," ujar Yani yang kini berdomisili di Kota Tasikmalaya itu.
Dengan adanya Rest Area Masjid Perahu, Yani mengaku bersama keluarganya kini dapat beristirahat melepas penat sekaligus menunaikan ibadah salat di lokasi tersebut jika dalam perjalanan Majenang-Tasikmalaya atau sebaliknya. Sebelumnya, ia biasa beristirahat di daerah yang masuk Kecamatan Dayeuhluhur Cilacap atau mampir ke Kawasan Doboku Banjar.
"Lokasi rest area ini strategis karena berada di pinggir jalan perlintasan utama, jadi bisa ibadah salat sekaligus beristirahat. Masjid Perahu ini juga nyaman dengan pemandangan bagus di sekitarnya," ujar Yani.***