Penjualan Kulit Bedug masih Sepi Pembeli, Pedagang Mencoba Penjualan Melalui Online

23 April 2021, 07:00 WIB
Memasuki pertengahan Bulan Ramadan 1442 H, pedagang kulit bedug di Kota Tasikmalaya mulai terlihat memasarkan dagangannya, Kamis, 22 April 2021.* /kabar-priangan.com/Asep MS/

KABAR PRIANGAN - Sejak minggu pertama Bulan Ramadan 1442 H, beberapa pedagang kulit yang biasa digunakan untuk bahan pembuatan bedug mulai terlihat memasarkan dagangannya.

Meskipun terlihat masih sepi pembeli, mereka tetap terlihat menjajakan dagangannya tersebut di beberapa ruas jalan yang ada di Kota Tasikmalaya.

Untuk menarik pembeli, beberapa lembar kulit dengan berbagai ukuran itu dipajang dengan cara digantung pada tiang seadanya di pinggir jalan.

Selain masih dalam bentuk kulit, mereka pun menjual juga bedug yang sudah jadi. Adapun jenis kulit yang dijual ada yang merupakan kulit sapi, kerbau dan ada juga kulit kambing.

Berbagai jenis dan ukuran kulit yang dipajang ditawarkan dengan harga pareatif tergantung ukuran dan jenis kulit. 

Untuk kulit sapi yang telah diproses dengan ukuran satu meter biasanya ditawarkan dengan harga Rp 200.000 per lembar. Sedangkan untuk kulit sapi ukuran yang sama, dijual dengan harga Rp 350.000 per lembar.Sedangkan untuk jenis kulit kerbau, biasa dihargai labih mahal yaitu Rp 450.000 per lembar.

Sedangkan untuk bedug yang sudah jadi, biasanya ia tawarkan antara Rp 800.000 hingga Rp 850.000 per bedug.

Baca Juga: Dinilai Masih Rendah, Dinas Kesehatan Kota Tasik Terus Mengenjot Pelaksanaan Vaksinasi Sasaran Lansia

Yayan Sopyan (28) penjual kulit yang mangkal di sekitaran Jl.Perintis Kemerdekaan Kawalu Kota Tasikmalaya mengatakan, setiap memasuki Bulan Ramadan ia selalu berjualan kulit bedug sejak beberapa tahun lalu.Menurutnya saat Bulan Ramadan, kebutuhan akan kulit bedug oleh masyarakat meningkat.

Banyak masyarakat khususnya pengurus masjid yang belanja kulit bedung.

"Ya ada yang untuk mengganti kulit bedug yang sudah rusak ada juga yang untuk pembuatan bedug baru," katanya.

Yayan mengaku, sejak ia menggelar dagangannya pada hari kedua bulan puasa kemarin, beberapa lembar kulit mulai bisa terjual walau jumlahnya masih relatif sedikit.

Dia mengatakan biasanya penjualan kulit akan mulai ramai ketika memasuki pertengahan Bulan Ramadan atau mulai tanggal 15 Ramadan hingga mendekati lebaran tiba.

Selain dijual dengan cara penjualan kompensional, Yayan mengaku dirinya menawarkan kulit bahan bedug dan bedug yang sudah jadi melalui penjualan online.

"Hasilnya banyak pembeli barang yang dijualnya dari berbagai daerah seperti Bandung, Bekasi, Karawang, Subang dan yang lainnya.

Ya kalau hanya mengandalkan penjualan langsung susah pak, apalagi dalam kondisi perekonomian seperti ini. Makanya saya coba tawarkan melalii online dan hasilnya alhamdulillah," ujar Yayan.

Baca Juga: Di Tasikmalaya Mantan Teroris Dididik Menjadi Pengusaha Ikan

Sementara itu Eman (57), salah satu penjual kulit bedug lainnya mengatakan, jika dibandingkan dengan penjualan tahun tahun sebelumnya atau sebelum ada covid, penjualan kulit pada Ramadan tahun ini mengalami penurunan.

Eman mengaku biasanya sejak awal-awal Bulan Ramadan ia sudah bisa menjual kulit antara 5 sampai 7 lembar kulit per hari.

"Sekarangmah pembelinya tidak ada, bisa jual dua lembar per hari saja agak susah.Kalau dibanding sebelum ada covid jelas lebih bagus penjualan dulu," katanya.

Baca Juga: Hendro Nugraha Ditetapkan Jadi Ketua DPD PAN Kota Tasik, Didorong Calonkan Diri Dalam Pilkada 2024

Walau masih sepi pembeli kata Eman, Untuk Ramadhan kali ini, dia mengaku telah menyiapkan sekitar 200 lembar kulit sapi dan kambing yang siap dijual.

Menurut pengakuan para pedagang kulit bedug, keuntungan yang mereka peroleh dari penjualan kulit bedug tidak lah besar atau antara Rp 20.000 sampai Rp30.000 per lembar kulit."Ya kalau pembelinya banyakmah pak lumayan, tapi kalau terjualanya hanya satu dua ya berat juga," katanya.***

Editor: Teguh Arifianto

Tags

Terkini

Terpopuler