Sejak Pandemi Covid-19, Penumpang Angkum Cijulang-Tasikmalaya Turun Drastis

4 Mei 2021, 16:14 WIB
Kondisi Terminal Cijulang sepi penumpang, Minggu (2/5/2021). Sejak pandemi Covid-19 terjadi, pengguna jasa transportasi atau angkutan umum (angkum) jurusan Cijulang-Tasikmalaya turun drastis. /kabar-priangan.com/Agus K/

KABAR PRIANGAN - Sejak pandemi Covid-19 terjadi, pengguna jasa transportasi atau angkutan umum (angkum) jurusan Cijulang-Tasikmalaya turun drastis.

Penurunan tersebut berdampak pada jumlah armada yang beroperasi karena pendapatan tidak berbanding dengan biaya oprasional.

Dalam kondisi normal sebelum pandemi Covid-19 armada bus Cijulang-Tasikmalaya yang beroperasi setiap hari mencapai 40 unit.

Baca Juga: Ternyata, Begini Proses Pengolahan Kopi Hingga Menjadi Biji Kopi

"Sejak pandemi Covid-19 jumlah armada yang beroperasi hanya 20 unit dari beberapa perusahaan," kata Petugas Terminal Cijulang Deni Hidayat, beberapa waktu lalu.

Deni menambahkan, selain penurunan pengguna jasa transportasi umum bus jurusan Cijulang-Tasikmalaya, pengguna Angkutan Pedesaan Pangandaran-Cijulang pun mengalami kejadian yang sama.

"Sebelum pandemi Covid-19 angkutan pedesaan yang beroperasi mencapai 15 unit, sekarang hanya delapan unit," ujarnya.

Baca Juga: Hikmah Ramadan: Shaum dan Peningkatan Kualitas Diri

Sementara itu salah seorang pengurus jalur dari salah satu perusahaan jasa angkutan umum, Samsudin (48), mengatakan, pengeluaran operasional satu unit armada dalam satu hari mencapai Rp 300 ribu.

Sedangkan pengguna jasa dari Cijulang ke Tasikmalaya sejak pandemi Covid-19 turun drastis.

"Kebutuhan BBM saja rata-rata per hari mencapai Rp 250 ribu, belum lagi jika terjadi kerusakan ringan seperti ban bocor dan yang lainnya. Pendapatan tidak seimbang dengan oprasional harian," tambahnya.

Baca Juga: Mantan Komandan KRI Nanggala 402, Kolonel Laut Iwa Kartiwa Akhirnya Buka-bukaan Tentang Kondisi Dirinya

Salah satu upaya yang dilakukan diantaranya dengan menaikan tarif yang sebelumnya Cijulang-Tasikmalaya Rp 50 ribu menjadi Rp 60 ribu.

"Karena banyak beban oprasional yang harus dikeluarkan dan tidak tercapai target akhirnya empat unit armada tidak beroperasi karena ban pun tidak terbeli," tuturnya.***

Editor: Dede Nurhidayat

Tags

Terkini

Terpopuler