Terdampak Pandemi, Jelang Imlek Pembuat Dodol Cina Turunkan Produksi

- 9 Februari 2021, 16:26 WIB
Salah seorang pengrajin kue keranjang tampak membereskan kue khas Imlek Jawadah korang di sebuah tempat produksi kue jawadah korang di Jln Selakaso Cihideung, Kota Tasikmalaya, Selasa 09 Februari 2021.
Salah seorang pengrajin kue keranjang tampak membereskan kue khas Imlek Jawadah korang di sebuah tempat produksi kue jawadah korang di Jln Selakaso Cihideung, Kota Tasikmalaya, Selasa 09 Februari 2021. /Asep MS/

Akan tetapi kata dia, untuk menjaga tradisi perayaan imlek, ia tetap memproduksi kue keranjang dengan konsekuensi keuntungan yang sangat tipis.

Kenaikan beras ketan yang mencapai Rp 5.500/kg-nya tidak sebanding dengan harga jual yang dia lempar ke pasaran.

Dalam satu kilo harga jual kue, dirinya hanya menaikkan harga sebesar Rp 3.000/kg.

Sementara ujar dia, dalam satu kg, ia selalu membaginya dalam dua atau tiga ukuran.

"Ya pembeli tetap saja tidak mau tahu. Saya jual Rp 35.000 perkilonya, tahun kemarin Rp 30.000 perkilo. Yang kecil atau sepertiganya dijual jadi Rp 13.000 yang dibagi dua jadi Rp 18.000," ucapnya.

Menurut dia, rumah produksinya tidak berani menurunkan kualitas kue keranjang buatannya karena takut mengecewakan para pelanggan.

Apalagi secara kepuasan hati ujar dia, memproduksi kue yang kurang enak dengan mencampur bahan lain membuatnya tak tenang.

Baca Juga: Akhir Pemberlakuan PSBB Proporsional, Kasus Positif di Kota Banjar Capai 626 Orang

Dengan demikian, ia tetap memegang pakem produksi kue keranjang yang mengutamakan kualitas.

"Kue keranjang ini tahan lama hingga satu tahun, bisa dikreasikan dengan digoreng atau dimakan langsung. Agar cepat lepas pembungkus pastinya cukup dengan membasahi tangan kita dan mengusapnya pada kemasan kue," katanya.

Halaman:

Editor: Dede Nurhidayat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah