Sementara, uang hasil penjualan melon dari luas lahan 200 bata itu, seluruhnya mencapai Rp28 juta.
"Setelah dikurangi modal awal Rp 6 juta, maka keuntungan yang diraih bisa mencapai Rp22 juta,” kata dia.
Baca Juga: Seorang Pemuda Ditemulan Tewas di Dalam Mobil di Jalan Batulawang Kota Banjar
Dari mulai masa tanam hingga panen, kata dia, diperlukan waktu dua bulan. Jadi dengan budidaya melon, petani bisa memperoleh penghasilan Rp22 juta per dua bulan.
Dijelaskan dia, saat musim panen melon tadi, konsumen diperbolehkan panen sendiri, petik melon langsung dengan harga Rp10 ribu perkg.
"Alhamdullillah, jika ada kemauan dan kreativitas, saat pandemi pun mampu menghasilkan uang. Terpenting saat situasi pandemi ini, mau bergerak dan tetap produktif," ujar H. Tato.
Lebih lanjut dia berharap generasi milenial mau menekuni bidang pertanian. Ini penting agar tak sampai lost generasi petani di masa mendatang.
"Kami terbuka untuk menularkan ilmu budidaya melon yang serius. Khususnya kepada generasi muda di Kota Banjar,” kata dia.
Daripada jadi pengangguran atau mengandalkan cari pekerjaan ke luar Banjar, kata dia, solusinya adalah bertani.