Setiap harinya, rata-rata warga mampu memproduksi kolang kaling paling sedikit 50 kg. Kemudian, warga menjualnya kepada pengepul setempat.
Salah seorang pengepul, Asep Candra (52) warga Kampung Langkob, Desa Tanjungsari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya mengatakan, aktivitas jual beli kolang-kaling sudah mulai meningkat sejak 2 bulan terakhir.
Baca Juga: Warga Kampung Tagog Sambut Ramadhan dengan Tradisi Nyekar. Sebagai Pengingat Pada Kampung Akhirat
Hal ini seiring dengan peningkatan permintaan pasar akan kolang-kaling dari sejumlah wilayah seperti Bandung, Cianjur, Bogor, Bekasi, Jakarta.
Bahkan menurutnya, beberapa kota besar di Jawa Tengah dan Jawa Timur, seperti Kediri, Kudus Jogyakarta, hingga Surabaya, kerap membeli kolang-kaling dari sini.
"Disini terus mengolah kolang-kaling sepanjang tahun, tidak hanya menjelang bulan ramadhan saja. Namun memang jika mendekati bulan ramadhan produksi meningkat hampir tiga kali lipat," jelas Asep.
Dalam sehari, kata Asep dirinya dengan dibantu 15 orang pegawai mampu mengolah 3 ton sampai 4 ton kolang-kaling siap jual per harinya.
Kolang-kaling ini terkumpul dari para pengolah di Desa Tanjungsari dan daerah lain di Tasikmalaya, seperti Taraju, Cigalontang dan wilayah Tasik Selatan.
Guna memenuhi permintaan pasar yang sangat tinggi, maka tidak hanya kolang-kaling asal Tasikmalaya saja melainkan dipasok juga dari daerah lain di Kabupaten Garut.