Menderita Penyakit Sangat Parah, Mantan PM Belanda Pilih Euthanasia Bersama Istri Sambil Pegangan Tangan

16 Februari 2024, 20:46 WIB
Mantan Perdana Menteri Belanda dan Istri, Dries van Agt dan Eugenie, memilih melakukan euthanasia yang sedang tren di Belanda.*/hindustantimes /

KABAR PRIANGAN - Mantan Perdana Menteri (PM) Belanda, Dries van Agt yang telah berusia 93 tahun, memilih untuk disuntik mati bersama dengan istrinya yang bernama Eugenie, yang juga berusia 93 tahun, pada 5 Februari 2024.

Dries dan Eugenie saling berpegangan tangan ketika mereka mengembuskan nafas terakhirnya melalui program euthanasia atau suntik mati. Hal ini mereka lakukan karena tengah mengalami sakit yang tak kunjung sembuh, dan tidak memiliki harapan hidup yang tinggi, namun tidak ingin saling meninggalkan. Akhirnya memilih untuk mengakhiri hidup bersama.

Baca Juga: Banyak Informasi Kecurangan di Medsos, Bawaslu Ciamis Imbau Warga Tetap Tenang

Dries Van Agt menjabat PM Belanda antara tahun 1977 dan 1982 dan pemimpin pertama partai Christian Democrat Appeal. Ia adalah seorang Katolik yang selalu memilih jalannya sendiri. Ia dan Eugenie menikah selama 70 tahun, dan selalu memanggilnya dengan sebutan "Gadisku".
Diketahui, Van Agt yang juga seorang pendiri Forum Hak Asasi Manusia, sebuah kelompok pro-Palestina, mengalami pendarahan otak sejak tahun 2019.

Tren Euthanasia di Belanda

Dilansir dari theguardian.com, kematian pasangan mantan PM Belanda pada Senin lalu dipandang sebagai bagian dari tren yang sedang berkembang di Belanda yaitu duo euthanasia. Dimana para pasangan secara bersama-sama melakukan suntik mati untuk mengakhiri hidup bersama.

Baca Juga: Uhuy, Akselerasi Spontan Calon Senator DPD RI Komeng Semakin di Depan, Yang Lain Makin Ketinggalan!

Euthanasia pada pasangan pertama kali dicatat pada tahun 2020, sekitar 26 pasangan melakukannya secara bersamaan. Lalu di tahun 2021, tercatat 32 pasangan melakukan hal yang sama. Dan terus meningkat di tahun selanjutnya, yaitu tercatat 58 pasangan melakukan euthanasia bersama.

Elke Swart, Juru Bicara Expertisecentrum Eutanasie, yang mengabulkan permintaan euthanasia bagi sekitar 1.000 orang per tahun di Belanda, mengatakan bahwa permintaan pasangan mana pun untuk melakukan kematian dengan bantuan diuji berdasarkan persyaratan yang ketat secara individu, bukan secara bersama-sama.“Minat terhadap hal ini semakin meningkat, namun masih jarang,” katanya.

Baca Juga: Diduga Kelelahan, Ratusan Petugas Penyelenggara Pemilu di Garut Sakit

“Ini murni kebetulan bahwa dua orang menderita sangat parah tanpa ada harapan untuk mendapatkan bantuan pada saat yang sama… dan mereka berdua menginginkan euthanasia,” ujarnya melanjutkan.

Dilegalkan di Belanda karena enam kondisi 

Eutanasia dan bunuh diri dengan bantuan telah dilegalkan di Belanda sejak tahun 2002 karena enam kondisi. Salah satunya karena penderitaan yang tak tertahankan, tidak adanya harapan untuk mendapatkan bantuan, dan keinginan untuk mati yang sudah lama ada dan tidak bisa diganggu gugat. Sebagian besar kasus eutanasia dilakukan oleh dokter keluarga di rumah.

Meskipun pasangan merupakan persentase kecil dari kematian akibat euthanasia --8.720 kasus, atau 5,1% dari seluruh kematian di Belanda pada tahun 2022-- Fransien van ter Beek, Ketua Yayasan Pro-eutanasia NVVE, mengatakan bahwa banyak orang mengungkapkan keinginan ini. “Tetapi hal ini tidak sering terjadi karena ini bukanlah jalan yang mudah”.

Baca Juga: Gempa Hari Ini M3,1 Dirasakan Warga Tasikmalaya dan Ciamis

Kini, pemerintah Belanda pun tengah memperluas aturan euthanasia untuk usia yang lebih luas mencangkup anak-anak.***

Disclaimer: Bijaksanalah dalam membaca konten ini! Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapapun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi Anda yang merasakan gejala depresi sehingga ada dorongan untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental. Anda dapat menghubungi layanan konseling terdekat di Kota/Kabupaten Anda.

 

Editor: Arief Farihan Kamil

Tags

Terkini

Terpopuler