Wagner memiliki status hukum yang tidak jelas dan tentara bayaran secara teknis ilegal di Rusia. Kelompok ini beroperasi secara independen dari angkatan bersenjata resmi negara, dan baru-baru ini menolak tuntutan Moskow agar para anggotanya menandatangani kontrak resmi dengan militer.
Sebelum di Ukraina, personel Wagner juga dikerahkan ke Suriah, di mana Rusia mendukung pemerintah Presiden Bashar al-Assad dalam perang. Di Libya, mereka bertempur bersama pasukan komandan pemberontak Khalifa Haftar. Kelompok ini juga diyakini beroperasi di Republik Afrika Tengah dan Mali.
Baca Juga: Hadapi Piala Dunia U17 2023, Timnas Indonesia U17 Ditangani Pelatih Bima Sakti
Kemudian Prigozhin dilaporkan telah menggunakan pengiriman Wagner ke Suriah dan negara-negara Afrika untuk mendapatkan kontrak-kontrak pertambangan yang menguntungkan. Wakil Menteri Luar Negeri AS, Victoria Nuland mengatakan pada bulan Januari 2023 bahwa perusahaan ini menggunakan aksesnya ke emas dan sumber daya lainnya di Afrika untuk mendanai operasi-operasi di Ukraina.
Siapa Yevgeny Prigozhin dan apa hubungannya dengan Vladimir Putin?
Yevgeny Prigozhin, 62 tahun, adalah seorang pengusaha dan mantan narapidana asal Rusia yang dijuluki "koki Putin" karena adanya kontrak antara perusahaan kateringnya dengan Kremlin, hubungannya ini sudah terjalin lama dengan sang presiden.
Pihak berwenang Amerika mengatakan bahwa Prigozhin mengendalikan sebuah peternakan troll (troll farm) yang dikenal sebagai Internet Research Agency untuk mencampuri pemilihan presiden AS tahun 2016. Pada 2022, Prigozhin mengonfirmasi bahwa ia menciptakan Wagner setelah bertahun-tahun menyangkal keterkaitannya dengan kelompok tersebut.
Troll farm adalah peternakan troll adalah organisasi yang mempekerjakan orang untuk membuat unggahan online yang sengaja menyinggung atau provokatif untuk menimbulkan konflik atau memanipulasi opini publik. Prigozhin sudah lama dianggap sebagai salah satu tangan kanan Putin. Namun seiring berjalannya waktu, Prigozhin semakin keras menentang kepemimpinan militer presiden Rusia di tengah meningkatnya jumlah kematian prajurit yang direkrut Wagner.