Longsor Susulan di Cipager, Ancam Pasokan Listrik Wilayah Priangan Timur

19 Februari 2021, 20:38 WIB
Longsor susulan yang mengakibatkan jumlah rumah terdampak di Kampung Cipager dan Babakan Kawung, Desa Mekarjaya, Kecamatan Cilawu terjadi pada Kamis 18 Februari 2021 malam kemarin. Warga sepakat untuk direlokasi mengingat kondisi permukiman mereka sebelumnya tak mungkin ditempati kembali. /Kabar-Priangan.com/Aep H/


KABAR PRIANGAN - Longsor susulan yang terjadi di Kampung Cipager dan Kampung Babakan Kawung, Desa Karyamekar, Kecamatan Cilawu, Kabupaten Garut, Kamis (18/2/2021) malam bukan hanya berdampak terhadap penambahan rumah yang terdampak. Selain itu, peristiwa tersebut juga telah menimbulkan ancaman terhadap pasokan listrik untuk wilayah Priangan Timur.

Hal ini dikarenakan, lokasi tanah yang longsor tak jauh dari lokasi menara saluran udara tegangan tinggi (SUTT) yang ada di wilayah tersebut. Jika longsor terus terjadi dan luas lahan yang terdampak terus bertambah, hal ini tak menutup kemungkinan bisa mengganggu SUTT dan mengancam pasokan listrik untuk wilayah Priangan Timur.

"Tak jauh dari lokasi longsor terdapat sebuah SUTT yang kini terus kami pantau. Hal ini akibat ancaman yang diakobatkan longsor susulan yang terjadi di Kampung Cipager kemarin malam," kata Hari Sabar Akbar, selaku Supervisor Pemeliharaan Jaringan PLN (Perusahaan Listrik Negara) ULTG (Unit Layanan Transmisi Gardu Induk) Garut, Jumat (19/2/2021).

Baca Juga: Bertemu Teten Masduki, Shopee Ungkap Dominasi UMKM dan Pedagang Lokal dalam Platform Capai 97 Persen  

Menurutnya, jika sampai longsor yang terjadi di wilayah itu mengganggu SUTT, maka pasokan listrik untuk wilayah Priangan Timur juga akan terganggu.

Inilah yang menyebabkan pihaknya saat ini terus memantau kondisi longsor di wiayah tersebut.

Hari menyebutkan, dari hasil pemantauan terakhir di sekitar lokasi, tower SUTT tersebut sudah masuk dalam zona merah karena lokasinya tak jauh dari lokasi longsoran.

Hal ini tentu menimbulkan kekhawatiran apalagi longsor hingga saat ini masih terus terjadi dan bisa saja juga terjadi pada lahan tempat berdirinya tower SUTT tersebut.

Baca Juga: Tega! Bantuan Lembaga Keagamaan pun Disunat, LBH Ansor : Ada yang Memancing di Air Keruh

"Lokasi longsoran semakin mendekati lahan tempat berdirinya tower SUTT. Saat ini jaraknya tinggal sekitar delapan meteran lagi," ujarnya.

Diterangkannya, tower SUTT yang ada di wilayah Desa Karyamekar itu merupakan subsistem Tasikmalaya. Dengan kata lain, listrik dari Garut dikirim ke wilayah Tasikmalaya melalui jaringan tower SUTT tersebut.

Namun jika sampai tower SUTT itu terganggu, maka yang terkena imbasnya bukan hanya wilayah Tasikmalaya akan tetapi juga wilayah Priangan Timur. Makanya, keberadaan tower SUTT itu terbilang vital sehingga pemantauan terus dilakukan guna mencegah hal yang tak diharapkan.

Baca Juga: Babak Baru Kasus Pemotongan Bansos di Tasikmalaya, Modusnya Bikin Geleng Kepala

Terpisah, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Tubagus Agus Sofyan, menerangkan jika dariinformasi yang didapatkannya, longsor susulan hingga saat ini masih terus terjadi di wilayah Kampung Cipager dan Babakan Kawung.

Namun longsor susulan yang terbilang besar terjadi pada Kamis malam kemarin sehingga menyebabkan jumkah rumah yang terdampak terus bertambah.

Menurut Tubagus, kondisi ini diperparah dengan hujan yang terus terjadi di wilayah tersebut sehingga menyebabkan potensi longsor susulan kian tinggi. Namun ia berharap agar longsor susulan dalam skala besar tak sampai terjadi.

Baca Juga: Kasian! Bidan Cantik di Salopa Jadi Sasaran KDRT, Penyebabnya Cemburu Buta

"Dari data yang kami peroleh, saat ini sudah ada 253 jiwa yang terdiri dari 76 KK yang diungsikan. Jumlah pengungsi bisa saja akan kembali bertambah mengingat longsor susulan yang masih saja terjadi," ucap Tubagus.

Ia juga mengungkapkan, hingga saat ini sedikitnya ada 16 rumah yang sudah tidak bisa ditinggali akibat mengalmai kerusakan dan puluhan rumah lainnya kondisinya terancam.

Tubagus pun mengimbau warga untuk tidak memaksakan diri kembli ke rumahnya mengingat kondisi yang sangat membahayakan keselamatan. Warga diminta untuk tetap bersabar tinggal dipengungsian sambil menunggu relokasi dilaksanakan.***

 

Editor: Dede Nurhidayat

Tags

Terkini

Terpopuler