Tingkat Kesadaran Prokes di Lingkungan SD Masih Rendah

10 Juni 2021, 17:03 WIB
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya Dadan Wardana, meninjau sejumlah sekolah tingkat SD dan SMP di wilayah kecamatan Sukaratu guna memastikan protokol kesehatan jelang PTM terbatas, Kamis (10/6/2021). /kabar-priangan.com/Aris MF/

KABAR PRIANGAN - Hampir sepekan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) diuji cobakan pada hampir seluruh sekolah tingkat SD dan SMP se-Kabupaten Tasikmalaya dengan melaksanakan ujian Penilaian Akhir Tahun (PAT), Kamis (10/6/2021).

Akan tetapi, berdasarkan hasil evaluasi sementara Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya yang melakukan inspeksi mendadak ke sejumlah sekolah menemukan beberapa kekurangan dan catatan yang harus diperbaiki. Salah satunya terkait penerapan kedisiplinan protokol kesehatan (prokes).

Seperti di salah satu SD di Kecamatan Sukaratu, didapati tingkat kedisiplinan Prokes khususnya masih dianggap rendah. Disini dipergoki para siswa berbaur mengerubuti pedagang kekiling yang ada di sekolah.

Baca Juga: Mengenal Iconnet Layanan Internet dari PLN

Begitu pun orang tua siswa yang ikut mengantar terlihat ikut berkerumun. Hal semacam ini menjadi catat untuk diperbaiki pihak sekolah.

Sementara untuk tingkat SMP, penerapan Prokes sudah cukup baik. Selain seluruh siswa memakai masker dan bisa menjaga jarak, sarana penunjang seperti tempat mencuci tangan pun sudah siap pergunakan hampir disetiap depan ruangan kelas.

"Jadi kita terus melakukan sidak ke sejumlah sekolah baik, SD maupun SMP, kaitannya dengan jalannya PAT yang sedang digelar. Akan tetapi yang menjadi perhatian adalah untuk beberapa sekolah SD, kita lihat masih kurang disiplin dalam penerapan protokol kesehatan. Maka dari itu kita evaluasi secara komprehensif nanti," jelas Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya Dadan Wardana, ketika meninjau sejumlah sekolah di wilayah kecamatan Sukaratu, Kamis (10/6/2021).

Baca Juga: Ruang Perawatan Pasien Covid-19 di RSUD Sumedang Sempat Penuh, Ada Apa?

Maka dari itu, kata dia, temuan ini menjadi bahan evaluasi Dinas Pendidikan untuk melaksanakan PTM terbatas pada tahun ajaran baru nanti.

Sebab nyatanya, masih terlihat di lingkungan SD para orang tua, siswa dan para pedagang masih berbaur.

Tentu saja ini, dikatakan Dadan, menimbulkan kekhawatiran bagi pihaknya. Karena pada prinsipnya jika dilakukan PTM, tentu yang diutamakan adalah keselamatan dan kesehatan peserta didik, tenaga pendidik, kependidikan dan warga sekolah di sekitarnya.

Baca Juga: Pendaki Wanita yang Hilang di Gunung Abbo Ditemukan Selamat, Begini Kondisinya

Sehingga pada intinya, Dinas Pendidikan harus memastikan jika pelaksanaan PTM terbatas Juli nanti dalam kebiasaan baru yang harus sudah dipahami oleh semua pihak.

"Terutama orang tua yang sudah tidak sabar anaknya ikut pembelajaran tatap muka. Orang tua harus ikut menjaga, ketika mengantar anaknya dan menjemput pulang di gerbang langsung pulang lagi, agar tidak terjadi kerumunan," ujarnya.

Dadan pun meminta semua pihak harus betul-betul menjaga kesiapan dari peserta didik yang akan melaksanakan PTM apabila orang tua mengizinkan.

Baca Juga: Wacana Bahan Pangan Bakal Dikenakan PPN, YLKI Menilai Tak Manusiawi

Namun, ketika orang tua tidak mengizinkan maka pihaknya tidak bisa memaksakan PTM di sekolah.

Sementara itu, Kepala SMPN 2 Sukaratu H. Dendin Wardana, menjelaskan, jika sekolahnya sudah melaksanakan seluruh kewajiban sarana dan prasarana protokol kesehatan dilingkungan sekolah.

Hal ini dengan menyiapkan tempat mencuci tangan disetiap lokasi yang mudah terkangkau.

Baca Juga: Meski Zona Merah, Pembelajaran Tatap Muka di Ciamis Tetap Digelar

Bahkan pihaknya juga menyiapkan ruangan khsus bagi tempat isolasi sementara siswa yang sakit.

"Sehingga kami sudah siap melaksanakan PTM terbatas. Kami pun mewajibkan protokol kesehatan ketat bagi siapa pun dilingkungan sekolah. Seperti tidak boleh membuka masker dan tetap menjaga jarak," jelasnya.***

Editor: Dede Nurhidayat

Tags

Terkini

Terpopuler