Bencana Banjir Bandang di Sukaresmi, Pemkab Garut Tetapkan Status Tanggap Darurat 

9 November 2021, 21:15 WIB
Wakil Bupati Garut Helmi Budiman meninjau lokasi banjir bandang di Desa Sukalilah Kecamatan Sukaresmi Kabupaten Garut, Selasa 9 November 2021.* /kabar-priangan.com/Aep Hendy

KABAR PRIANGAN - Pemkab Garut mempertimbangkan untuk merelokasi para korban banjir bandang di wilayah Desa Sukalilah Kecamatan Banyuresmi. Lokasi pemukiman warga yang berada di kawasan bantaran sungai dinilai membahayakan sehingga harus ada solusinya.

Wakil Bupati Garut Helmi Budiman menyebutkan, pihaknya mempertimbangkan merelokasi rumah-rumah yang berada di bantaran sungai di desa yang belum lama ini terdampak banjir bandang akibat luapan air Sungai Cikeruh.

"Ada pertimbangan juga untuk dilaksanakan relokasi warga yang rumahnya berada di kawsan bantaran sungai. Jika tak diantisipasi, kami khawatir bencana serupa akan kembali melanda bahkan bisa lebih prah dari yang kemarin," ujar Helmi, Selasa 9 November 2021.

Baca Juga: Delapan Kecamatan di Garut Berstatus Tanggap Darurat Bencana. Bupati: BMKG Telah Berikan Peringatan Dini

Selain relokasi, menurut Helmi, ada juga opsi lainnya yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya bencana serupa pada warga di Desa Sukalilah tersebut.

"Pemkab juga mempertimbangkan untuk melakukan pembenahan terhadap kondisi sungainya sehingga airnya tak akan meluap dan menerjang rumah warga lagi meski terjadi hujan deras di bagian hulu," kata Helmi.

Disebutkannya, saat ini Pemkab Garut juga fokus terhadap perbaikan jembatan yang rusak akibat bencana banjir bandang di daerah tersebut.

Baca Juga: Diiringi Suara Azan Anaknya dari Masjid, Ade Wifi Tewas Tertabrak Truk Tangki

Rusaknya jembatan telah mengakibatkan ratusan keluarga terisolasi akibat terputusnya sarana penyebrangan sungai yang merupakan akses satu-satunya penghubung antara kampung di daerah itu.

Menurut Helmi, ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum melaksanakan perbaikan jembatan. Salah satunya yakni perbaikan saluran agar saat banjir terjadi lagi tidak sampai merusak kembali jembatan yang sudah diperbaiki.

Selain itu, perbaikan juga perlu dilakukan terhadap alurnya dimana harus ada sodetan yang dibuat. "Karena berdasarkan laporan, ternyata alurnya terlebih dahulu menabrak dinding jembatan sebelum akhirnya masuk ke jembatan dan membuat jembatan ambruk," ucap Helmi.

Baca Juga: Tersambar Kereta Api Kahuripan Dini Hari, Seorang Buruh Tewas Mengenaskan di Lintasan KA Rajapolah

Sebelumnya, Bupati Garut Rudy Gunawan menetapkan status tanggap darurat bencana untuk bencana banjir bandang di wilayah Kecamatan Sukaresmi, Sabtu 6 November 2021. Sesuai prosedur, masa tanggap darurat selama tujuh hari dan bisa diperpanjang jika dianggap perlu.

"Kami sudah tetapkan status tanggap darurat bencana untuk peristiwa banjir bandang di Kecamatan Sukaresmi itu. Sesuai atauran, tanggap darurat bencana diberlakukan selama tujuh hari dan jika masih dianggap perlu bisa saja diperpanjang," kata Rudy.

Rudy mengungkapkan, memasuki musim hujan ini potensi bencana alam di Garut sangat tinggi. Selain di Sukaresmi, saat ini terdapat 12 titik lokasi pergerakan tanah yang mengancam perumahan warga di Garut.

Baca Juga: Menempati Peringkat Keempat, Para Atlet Porkab Garut 2021 Kecamatan Garut Kota Diberi Artos Kadeudeuh

"Salah satunya di wilayah Kecamatan Cilawu yang terdapat rumah warga yang rusak akibat terjadinya pergerakan tanah," ucap Rudy.

Tingginya potensi bencana alam selama musim hujan ini, kata Rudy, disikapi Pemkab Garut dengan penyediaan anggaran kebencanaan melalui biaya tidak terduga (BTT) yang mencapai Rp 12 miliar.

"Dana tersebut akan digunakan untuk penanggulangan bencana termasuk perbaikan sarana yang rusak seperti jalan dan rumah warga serta relokasi," ucap Rudy.

Baca Juga: Dua Ruas Jalan Nasional Kota Banjar Dilanda Banjir Cileuncang, Lalu-lintas Macet 1 Km Selama Satu Jam

Tak hanya itu, Rudy juga menyampaikan anggaran sebesar itu juga termasuk untuk penanganan Covid-19 yakni untuk membantu pelaksanaan vaksinasi.

"Dibandingkan tingkat kebutuhan, jumlah tersebut memang masih sangat kurang tetapi akan dibantu oleh bantuan dana bencana dari pemerintah provinsi dan pusat," ucap Rudy.

Terpisah, Sekretaris Daerah Kabupaten Garut Nurdin Yana, menambahkan, selama masa tanggap darurat yang paling berat adalah rekonstruksi jembatan yang rusak akibat tergerus arus sungai saat banjir bandang terjadi. Perbaikan jembatan tentunya akan memerlukan waktu cukup lama.

Baca Juga: Festival Kreasi Bambu Bakal Digelar Desember Mendatang, Ajang Bertaraf Nasional di Selaawi

Di sisi lain saat ini ada ratusan keluarga di Kampung Pelag Desa Sukalilah yang terisolasi karena terputusnya jembatan yang selama ini menjadi akses utama yang mereka gunakan saat beraktivitas.

"Kami menginginkan pembuatan jembatan dilakukan dengan komposisi yang bagus agar tak mudah hancur lagi. Jembatan sangat besar manfaatnya bagi ratusan keluarga karena jembatan itulah yang bisa menjadi akses mereka ke luar masuk kampung untuk beraktivitas," ucap Nurdin.

Dengan rusaknya jembatan tersebut, tambah Nurdin, saat ini bukan hanya kendaraan yang tak bisa masuk ke Kampung Pelag,  tetapi warga juga. Karenanya, pembutan jembatan sangat mendesak agar warga tak lagi terisolir dan bisa beraktivitas dengan normal kembali.

Baca Juga: Peringatan Hari Santri Akan Dihadiri oleh Ketua PWNU Jabar, KH. Juhadi Muhammad

Lebih jauh Nurdin menyampaikan pihaknya telah mengintruksikan Camat Sukaresmi dan BPBD Kabupaten Garut untuk melaksnakan mitigasi bencana kepada warga. Hal ini dinilainya sangat penting agar warga benar-benar paham apa yang harus dilkukan ketika terjadi bencana.*

Editor: Arief Farihan Kamil

Tags

Terkini

Terpopuler