Lima Warga Garut Jadi Korban Amuk Massa di Wilayah Sumatera Selatan

8 Februari 2023, 20:31 WIB
Anggi Rusyani, warga Kampung/Desa Cihuni, Kecamatan Pangatikan, memperlihatkan foto anaknya, Lucky Wanda Rivana, salah seorang dari lima warga Garut yang menjadi korban amuk massa di wilayah Kabupaten Musi Rawas Utara, Provinsi Sumatera Selatan gara-gara dituduh sebagai penculik. /kabar-priangan.com/Aep Hendy/

KABAR PRIANGAN - Publik Garut dikejutkan dengan beredarnya berita tentang nasib pilu yang dialami lima warga Garut di wilayah Provinsi Sumatrea Selatan (Sumsel). 

Mereka dikabarkan telah menjadi korban amuk massa karena dituduh sebagai penculik padahal mereka tengah berjualan jaket.

Dari informasi yang dihimpun, kelima warga Garut yang mengalami nasib pilu di Sumsel itu merupakan warga Kecamatan Sukawening dan Pangatikan. Mereka berada di wilayah Sumsel karena tengah berusaha dengan cara berjualan jaket oscar.

Baca Juga: Akhir dari Polemik Hasil KLB PSSI Askab Garut

Kelima warga Garut tersebut yakni Yusep Maulana (51), Dadang Wahyudin (49), Taufik Lubis (47), Asep Erwin (48), dan Lucky Wanda Rivana (30).Yusep, Dadang, Taufik, dan Asep diketahui merupakan warga Kecamatan Sukawening sedangkan Lucky merupakan warga Desa Cihuni, Kecamatan Pangatikan. 

Kepala Desa Cihuni Kecamatan Pangatikan, Firman Maulana, membenarkan adanya salah seorang warganya yang menjadi korban amuk massa di wilayah Provinsi Sumatera Selatan, tepatnya di kawasan Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara). Dari informasi yang didapatkannya, peristiwa pilu yang menimpa warganya itu terjadi Senin, 6 Februari 2023 lalu. 

"Saya mendapatkan informasi serta video ada lima warga Garut yang salah satunya warga kami yang menjadi korban amuk massa di wilayah Sumsel. Informasi itu saya terima dari sejumlah rekan saya," ujar Firman, Rabu, 8 Februari 2023.

Baca Juga: Pro dan Kontra Tentang Perubahan Dapil di Garut

Disebutkannya, warganya yang bernama Lucky Wanda Rivana serta empat rekannya yang juga warga Garut itu berada di wilayah Sumsel karena sedang berjualan jaket oscar. Namun ada seseorang yang menuduh mereka sebagai penculik sehingga warga pun beramai-ramai menghakimi mereka bahkan juga merusak mobil dan jaket dagangan mereka. 

Begitu mendapat informasi tersebut, diakui Firman, dirinya tentu sangat kaget sekaligus prihatin dengan nasib pilu yang dialami warganya di perantauan. 

Ia pun langsung berkoordinasi dengan pihak keluarga korban serta Babinsa dan Babinkamtibmas yang selanjutnya membawa permasalahan ini untuk dimusyawarahkan dengan unsur Forkopimcam. 

Baca Juga: 5 Tempat Wisata di Garut yang Lagi Hits dan Bagus, Nomor 3 Cocok Untuk Keluarga!

Firman pun menyampaikan apresiasi dengan sikap Forkopimcam yang cepat tanggap dalam merespon permasalahan ini. Hingga saat ini pihak keluarga, pemerintah desa, serta Forkopimcam Pangatikan masih menunggu kejelasan kapan Lucky dan rekn-rekannya bisa dipulangkan ke Garut.

"Kami senang mendengar saat ini kondisi Lucky dan empat korban lainnya yang katanya sudah berangsur membaik. Bersama Forkopimcam, kami terus berupaya agar Lucky dan rekan-rekannya bisa secepatnya dipulangkan ke Garut sebagaimana harapan pihak kelurga," katanya.

Sementara itu ayah Lucky, Donal Hamzah, juga menyampaikan keprihatinannya atas nasib pilu yang menimpa anaknya di Sumsel. Padahal niat anaknya datang ke Sumsel untuk niat yang mulia yakni mencari nafkah dengan ikut berjualan jaket.

Baca Juga: 4 Tempat Wisata Kuliner Cafe di Garut yang Hits dan Populer, Cocok untuk Nongkrong Asyik bagi Anak Muda

Menurut Donal, anaknya ikut usaha berjualan jaket kulit bersama bos dan rekan-rekannya dengan tugas sebagai sopir. Anaknya ikut menggeluti usaha tersebut sudah sejak sekitar dua tahun yang lalu. 

Selama ini, imbuh Donal, Lucky dan bos serta rekan-rekannya memang sering pergi ke berbagai daerah seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, dan juga Sumatera untuk berjualan jaket. 

Namun ternyata kali ini Lucky dan rekan-rekannya mengalami nasib pilu dengan dituduh sebagai penculik hingga menjadi korban amuk massa di wilayah Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Provinsi Sumatera Selatan.

Baca Juga: Pecinta Seblak Merapat! Ini 5 Tempat Wisata Kuliner di Garut Buat Nyeblak Paling Hits dan Populer, Yuk Cobain!

Diungkapkan Donal, ia pertama kali mendengar musibah yang menimpa anaknya itu dari sejumlah rekan Lucky. Bukan hanya memberikan kabar, rekan-rekan Lucky juga ada yang mengirimkan video saat massa yang beringas mengeroyok Lucky dan rekan-rekannya serta merusak mobil serta jaket yang dibawa Lucky.

"Tentu sangat kaget, sedih dan juga panik ketika mendapat kabar seperti itu. Sebagai orang tua, kami tentu sangat khawatir dengan keselamatan anak kami terlebih melihat aksi massa yang terlihat sangat beringas seperti itu," komentar Donal.    

Namun tuturnya, kini perasaannya sudah cukup lega karena mendapat kabar kondisi anaknya berangsur membaik. Ia pun berharap agar anaknya bisa secepatnya dipulangkan ke Garut dalam kondisi selamat. 

Baca Juga: Cari Tongkrongan? Ini 5 Tempat Wisata Kuliner di Garut Mulai dari Angkringan, Seblak Hingga Cafe Instagramable

Terkait proses hukum terhadap para pelaku main hakim sendiri dan juga provokator yang menuduh anaknya sebagai penculik, disampaikan Donal pihaknya sepenuhnya menyerahkan hal itu ke pihak aparat penegak hukum (APH). 

Yang terpenting bagi pihak keluarga saat ini adalah bagaimana agar Lucky dan rekan-rekannya bisa secepatnya kembli ke Garut dan berkumpul bersama keluarga.

Lebih jauh Donal menyampaikan jika Lucky merupakan anak sulung dari tiga bersaudara. Selama ini Lucky memang sering bepergian ke luar jawa Barat untuk ikut berusaha berjualan jaket bersama rekan-rekannya. Sepengetahuan dirinya, Lucky berangkat ke daerah Sumatera bersama bosnya serta tiga orang rekannya.***

Editor: Nanang Sutisna

Tags

Terkini

Terpopuler