Sambut Musim Kemarau, Petani di Ciranggem Sumedang Tanami Lahan Pertanian dengan Komoditas Tembakau

15 Mei 2023, 15:37 WIB
Petani tembakau di wilayah Desa Ciranggem, mulai melakukan penanaman tembakau. /kabar-priangan.com/DOK/

KABAR PRIANGAN - Menjelang musim kemarau, sejumlah petani di wilayah Desa Ciranggem, Kecamatan Jatigede, Kabupaten Sumedang, mulai menanami lahan sawah dan kebun milik mereka dengan komoditas tembakau.

Dalam musim penanaman tahun ini, lahan pertanian yang ditanami tembakau di wilayah Desa Ciranggem diperkirakan bisa mencapai 80 hektare.

Salah seorang tokoh tani setempat, Lutfi (41) menyebutkan, setelah masa panen padi kedua, semua petani di Ciranggem biasanya beralih menanam tembakau.

Baca Juga: Sumedang Ternyata Daerah Penyuplai Tembakau Terbesar Kedua di Jabar

Memasuki musim kemarau, kata dia adalah waktu yang paling tepat untuk menanam tembakau. Pasalnya tanaman tembakau tidak begitu membutuhkan pasokan air yang melimpah.

"Biasanya merata, kalau memasuki musim kemarau semua lahan sawah dan kebun di sini selalu ditanami tembakau," ujar Lutfi.

Bagi petani di Ciranggem, kata Lutfi, tembakau merupakan komoditas utama yang setiap tahunnya ditanam dan banyak menghasilkan pendapatan bagi warga dibanding menanam padi.

Baca Juga: Pemkab Sumedang Petakan Daerah yang Akan Dijadikan Sentra Industri Hasil Tembakau

Bahkan sebelum sebagian wilayah Desa Ciranggem digenang Waduk Jatigede, daerah ini merupakan salah satu sentra tembakau di Sumedang. Saat itu, luas tanam tembakau di Ciranggem pernah mencapai ratusan hektare.

Petani muda itu menuturkan, semenjak adanya Waduk Jatigede, para petani di sini memang banyak yang sempat beralih mata pencaharian menjadi nelayan penangkap ikan.

Namun seiring waktu, para petani di wilayah Ciranggem kini akhirnya kembali bergairah untuk menanam tembakau. "Sekarang para petani sudah mulai terlihat banyak menanam tembakau lagi," ujarnya.

Baca Juga: Dorong Peningkatan Produktivitas Pertanian Tembakau, Pemkab Sumedang Salurkan Bantuan Alat Pertanian

Hal yang sama diungkapkan petani lainnya, Muyana (52). Menurutnya, penghasilan yang didapat dari usaha bertani tembakau memang lebih besar dari hasil panen padi.

Masa tanam hingga panen, memang sama dengan padi. Tapi hasil penjualan tembakau lebih menjanjikan.

Mulyana menambahkan, untuk menanam 2.000 tangkal tembakau dia hanya membutuhkan modal sekitar Rp 1,1 juta, yakni untuk biaya penyediaan bibit, pengolahan lahan, penyiangan dan pemenuhan pupuk. "Pemeliharaan tembakau itu tidak sulit hanya awal tanamnya saja yang rumit," ucap Mulyana.

Baca Juga: PUI Terima Aset Tanah Senilai Puluhan Miliar Rupiah pada Acara Silaturahmi di Sumedang

Adapun untuk pemasaran, sambung Mulyana, setiap petani memang memiliki cara yang berbeda. Ada yang menjual per tangkal sebelum panen, ada yang dijual setelah dikeringkan, dan ada juga yang dijual setelah dikeringkan dan diracik.

Untuk pasar sendiri, kata dia, tembakau dari Jatigede biasanya di jual ke pabrikan di Tanjungsari, ke pabrikan di Darmaraja bahkan ke luar daerah 

"Dari 3.000 pohon itu, kalau kualitasnya bagus bisa menghasilkan 3 kuintal daun tembakau kering siap jual. Sedangkan jika menjual daun tembakau kondisi basah berkisar Rp 3.500.- per batang. Sedangkan harga per kilogram tembakau kering sudah dirajang atau sudah masak biasanya kisaran Rp 50.000,- per kilogram," tuturnya.

Baca Juga: KPU Sumedang: Dokumen Persyaratan Bacaleg Tak Ada yang Dikembalikan

Seperti diberitakan sebelumnya, usaha pertanian tembakau ini sekarang sedang menjadi pusat perhatian Pemerintah Daerah Kabupaten Sumedang. 

Bahkan untuk mendukung pengembangan usaha pertanian tembakau, Pemda Kabupaten Sumedang, melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, kini telah banyak memberikan bantuan sarana prasarana kepada kelompok tani. 

Salah satu bentuk dukungannya, Pemda Sumedang telah mengalokasikan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) untuk membantu pengembangan produktivitas bahan baku tembakau, seperti bantuan jaringan irigasi, bantuan sarana prasarana pengolahan lahan, bantuan benih dan pestisida, hingga bantuan pelatihan budidaya tembakau.***

Editor: Nanang Sutisna

Tags

Terkini

Terpopuler