KABAR PRIANGAN - Dampak dari pandemi Covid-19 bagi dunia pendidikan sangatlah terasa, pasalnya metode Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau daring dinilai kurang efektif bagi para peserta didik.
Dengan hal itu, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Banjar melakukan monitoring dan evaluasi bersama para tenaga pendidik, dan kependidikan secara virtual melalui meeting zoom, Rabu (10/2/2021).
Dari hasil monitoring dan evaluasi bersama, belum 100 persen peserta didik di satuan pendidik tingkat sekolah dasar yang ada di Kota Banjar mengikuti pembelajaran dengan metode daring.
Baca Juga: Selain Langka, Harga Tabung Gas Elpiji 3 Kg di Kota Tasikmalaya Melambung
Disampaikan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Banjar, H. Lukmanul Hakim, melalui Kepala Bidang Pendidikan Dasar, Ahmad Yani, menyebutkan, terdapat beberapa kendala yang memengaruhi pembelajaran secara daring belum maksimal, diantaranya masih banyak peserta didik yang tidak memiliki handphone android.
Selain itu, ada sebagian yang memiliki handphone namun terkendala dengan kuota atau koneksi jaringan internet yang tidak stabil.
"Hasil dari evaluasi, belum 100 persen pembelajaran daring ini diikuti oleh seluruh siswa-siswi ditingkat sekolah dasar. Adapun permasalahannya biasanya terkendala handphone dan paket kuota internet," ujar Ahmad Yani.
Baca Juga: Kontestan Pilkada Wajib Mempertebal Make Up
Kata dia, peserta didik di tingkat sekolah dasar yang mengikuti pembelajaran secara daring dengan gurunya hanya sebanyak 70 persen saja.
"70 persen anak mengikuti pembelajaran daring langsung dengan gurunya, sedangkan 30 persen lagi handphonenya di ambil orang tuanya bekerja," kata dia.