Wagub : Klaster Pesantren Hanya 0,02 Persen dari Jumlah Pesantren di Jawa Barat

- 18 Februari 2021, 18:06 WIB
Wakil Gubernur Uu Ruzhan menyerahkan bantuan
Wakil Gubernur Uu Ruzhan menyerahkan bantuan /kabar-priangan.com / Ema Rohima/

KABAR PRIANGAN - Klaster penyebaran Covid-19 di lingkungan pesantren di Jawa Barat (Jabar) terus bermunculan.

Terbaru, ratusan santri dan pengajar di Pesantren Persis 67 Benda Kota Tasikmalaya dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19.

Wakil Gubernur (Wagub) Jabar, Uu Ruzhanul Ulum mengatakan, penyebaran Covid-19 di lingkungan pesantren tak terlalu signifikan jika dibandingkan dengan jumlah pesantren yang ada.

Baca Juga: Harga Rokok Naik, Kolbak (Komunitas Linting Bako) Bermunculan

Menurut dia, secara presentase hanya 0,02 persen dari keseluruhan pesantren di Jawa Barat yang muncul kasus Covid-19.

"Klaster pesantren tidak banyak, hanya beberapa titik. Dari 100 persen pondok pesantren yang mengadakan proses belajar mengajar hanya 0,02 persen yang ada kasus seperti ini," kata Uu saat melakukan peninjauan penanganan pasien covid di Pesantren Benda Kota Tasikmalaya, Kamis, 18 Pebruari 2021.

Ia menyebutkan, terdapat sekira 17 ribu pesantren di Jabar dengan total santri sekira 4,7 juta. Namun, kasus Covid-19 di lingkungan pesantren hanya muncul di Kuningan, Tasikmalaya, Cianjur, dan Garut. Menurut dia, tak ada kasus klaster pesantren selain di daerah tersebut.

Kendati demikian, berdasarkan catatan, klaster pesantren di Tasikmalaya bukan baru pertama muncul. Baik di kabupaten maupun kota, sejumlah pesantren telah menjadi klaster penyebaran Covid-19.

Baca Juga: Duuuuh ! Bukannya Belajar, 11 Pelajar di Tasikmalaya Malah Kompak Mencuri di Sekolah

Sebelum kasus di klaster Pesantren Persis 67 Benda Kota Tasikmalaya, Pesantren Al Kautsar di Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya, juga menjadi klaster penyebaran Covid-19 pada Januari.

Jauh sebelum itu, sejumlah pesantren di Kabupaten/Kota Tasikmalaya juga telah lebih dulu menjadi klaster penyebaran Covid-19. Di Kabupaten Garut, beberapa pesantren juga sempat menjadi klaster penyebaran Covid-19.

Namun, Uu menilai, para pengurus pesantren sejauh ini telah menjalankan tugasnya dengan baik dalam menjaga protokol kesehatan (prokes).

"Adapun kejadian seperti di sini (Pesantren Persis), sudah di luar kendali. Sebab, prokes dilakukan maksimal, tapi Allah yang menentukan," ujar dia.

Ia mengatakan, penanganan klaster pesantren tak bisa dilakukan hanya dengan saling menyalahkan. Apalagi sampai menyalahkan pihak pesantren.

"Saya tidak suka, karena di pesantren banyak kiai dan ulama yang kita harus hormati. Kita harus cari solusi," kata dia.

Untuk mencegah munculnya kembali kasus Covid-19 di lingkungan pesantren kata Uu, pihaknya akan mengadakan rapat dengan kiai dan ulama untuk mengingatkan kembali tentang penerapan prokes.

Baca Juga: Sudah 48 Jenazah Korban Covid-19 Dikebumikan di TPU Dipatiukur Banjar

Ia menilai, dari sejumlah pesantren yang menjadi klaster penyebaran Covid-19 yang didatanginya, kasus covid muncul karena pihak pesantren mulai teledor dalam penerapan prokes.

"Tidak melakukan kegiatan pesantren dengan prokes ketat," kata dia.

Uu menambahkan, satgas penanganan di kabupaten/kota juga mesti aktif melakukan sosialisasi dan inspeksi ke pesantren. Dengan begitu, penerapan prokes dapat selalu terpantau.

"Saya juga ingatkan para santri untuk tetap taat prokes. Santri harus jadi pelopor kesehatan. Izin untuk pesantren (beraktivitas) akan terus diberikan," kata dia.

Berdasarkan data terakhir dari Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, setidaknya terdapat 383 orang di lingkungan pesantren itu yang terkonfirmasi positif Covid-19.

Sebanyak 333 orang merupakan santri terinfeksi covid-19 dan 50 pengajar dan karyawan pesantren. Mereka yang terkonfirmasi positif diisolasi tersebar di sejumlah tempat, yaitu 110 orang di Hotel Crown, 55 orang di Rumah Sakit Dewi Sartika, lima orang di RSUD dr Soekardjo, 175 orang di pesantren, satu orang di RSHS, satukrang di Puskesmas Lakbok Ciamis, tiga orang telah pulang, dan 32 orang isolasi mandiri.***

Editor: Teguh Arifianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah