Di Kabupaten Tasikmalaya jumlahnya pun diperkirakan mencapai puluhan lembaga. Namun yang berani membuka dan melaporkan hal ini ke aparat penegak hukum hanya 7 lembaga saja dari kecamatan Sukarame.
Pada Kamis 18 Pebruari 2021, ketujuh lembaga pendidikan dan keagamaan ini kembali mendatangi kantor LBH Ansor dan diterima di ruangan rapat PC NU Kabupaten Tasikmalaya.
Baca Juga: Sebelum Gugur Pratu Anumerta Ginanjar Berencana Bertunangan
Mereka kembali meminta bantuan hukum dalam menjalani proses yang kini sedang berjalan di Polres Tasikmalaya.
Pasalnya diketahui mulai Jumat 19 Pebruari 2021, para penerima ini bakal dimintai keterangannya sebagai saksi oleh Polres Tasikmalaya. Hal inipun merupakan salah satu proses penyelidikan yang kini mulai berjalan di intitusi baju coklat tersebut.
Kepada LBH Ansor, para penerima bantuan yang merupakan pemilik lembaga Taman Kanak-kanak Al-quran (TKA) dan Taman Pendidikan Al-quran (TPA) ini mengaku sangat terpukul mentalnya atas kejadian yang dialami mereka.
Hingga dalam beberapa waktu ini untuk sekedar tidur dan makan pun menjadi tidak enak.
Baca Juga: Duuuuh ! Bukannya Belajar, 11 Pelajar di Tasikmalaya Malah Kompak Mencuri di Sekolah
Mereka selalu terpikirkan oleh adanya imbas dari kejadian pemotongan. Sebab pasca dipotong oleh pelaku bernama Subarkah, rentetat peristiwa terus terjadi.
Mulai dari didatangi oknum dari sebuah Ormas, hingga oknum yang mengakukan diri sebagai wartawan.