Namun ujung-ujungnya mereka hanya datang untuk menekan penerima bantuan dan meminta jatah bantuan. Nilai besarannya yang diminta pun sangat fantastis, yakni jutaan hingga puluhan juta rupiah.
"Terus terang pak saya terus kepikiran hingga tidak enak makan dan tidur. Bahkan saat shalat pun kadang terlintas dan membuat tidak khusu. Pasalnya banyak yang datang ke tempat saya," ujar salah seorang penerima yang enggan dibuka identitasnya.
Oleh karena itu dirinya bersama sejumlah penerima bantuan lainnya yang bernasib sama dipotong bantuannya meminta perlindungan hukum ke LBH Ansor Kabupaten Tasikmalaya.
Mereka mengaku takut dan baru pertama kali mengalami nasib seperti ini. Apalagi kali ini bersentuhan dengan aparat penegak hukum.
Baca Juga: Kader NU Dituntut Berikan Kontribusi Positif untuk Bangsa
Ketua LBH Ansor Kabupaten Tasikmalaya, Asep Abdul Rofiq mengaku siap mendampingi para penerima bantuan yang dipotong ini hingga tuntas.
Pasalnya dalam kasus ini ia melihat ada aktor besar yang berperan penting menyalurkan dan mengkordinir bantuan hingga akhirnya dipotong. Namun ia belum bisa menduga-duga siapa aktor tersebut sebab harus melalui pembuktian hukum.
"Kami siap membantu para penerima yang menjadi korban ini hingga kasusnya tuntas," jelas Rofiq.***