Beny menerangkan, sebelum masa pandemi Covid-19, kopi dari Garut yang diekspor ke sejumlah negara rata-rata mencapai 250 ton per tahun.
Baca Juga: Jasad Bayi Ditemukan Mengambang di Pesisir Waduk Jatigede
Jumlah itu belum termasuk kopi yang diekspor oleh eksportir lain di Indonesia yang juga mengambil kopi dari produsen yang ada di Garut.
Namun kini, tambahnya, akibat pandemi Covid-19, baik ekspor langsung ke negara tujuan maupun yang melalui eksportir lainnya sama-sama terkendala. Pengiriman kopi ke luar negeri pun untuk sementara waktu terpaksa dihentikan.
Lebih jauh Beny menyebutkan, kondisi seperti ini bukan hanya terjdi pda komoditi kopi. Hal yang sama juga terjadi pada sejumlah komoditas pertanian lainnya dan tentunya ini bukan hanya terjadi di Kabupaten Garut tapi juga daerah lain.
Beny berharap kondisi seperti ini secepatnya berakhir dan ekspor kopi ke luar bisa kembali lancar.
Karena jika kndisi seperti ini terus terjadi, maka para pengusaha dan petani kopi di Garut tentu akan semakin parah terkena dampaknya.
"Mudah-mudahan pandemi Covid-19 segera berakhir dan usaha kopi di Garut bisa kembali berjalan dengan lancar. Kasihan para pelaku usaha kopi di Garut kalau kondisi seperti ini tak segera berakhir," ucap Beny.***