Diserobot Saat Gunakan Lapang Dadaha, Klub Sepak Bola Tasik Raya FC Layangkan Surat Protes

- 22 Maret 2021, 13:23 WIB
MESKI kecewa karena dihentikan oleh klub lain, para pemain klub sepakbola Tasik Raya FC tetap menyempatkan berfoto bersama dengan klub sepakbola asal Cikijing yang menjadi mitratandingnya, usai bermain sebentar di Lapang Dadaha.*
MESKI kecewa karena dihentikan oleh klub lain, para pemain klub sepakbola Tasik Raya FC tetap menyempatkan berfoto bersama dengan klub sepakbola asal Cikijing yang menjadi mitratandingnya, usai bermain sebentar di Lapang Dadaha.* /Istimewa untuk kabar-priangan.com/

KABAR PRIANGAN -  Pengurus Yayasan dan Klub Sepakbola Tasik Raya FC (Football Club) mengaku kecewa atas insiden penyerobotan penggunaan lapang sepak bola Dadaha, oleh sebuah klub sepak bola yang juga mengaku memiliki jadwal penggunaan lapang Dadaha di waktu yang sama.

"Sesuai jadwal dan surat izin penggunaan lapang Dadaha yang dikeluarkan oleh Kepala UPTD Pengelola Dadaha, kami seharusnya menggunakan lapang Dadaha pada Sabtu, 20 Maret 2021 pukul 14.00-selesai.

Namun belum lama main, tiba-tiba datang satu klub sepak bola yang juga mengaku memiliki jadwal penggunaan lapang," ujar Dudih Elang, SE, Ketua Umum Yayasan dan Klub Sepakbola Tasikmalaya FC, kepada "KP", Minggu, 21 Maret 2021.

Baca Juga: Tangkal Covid, Pemdes Ciawang Salurkan APD Berupa 32 Wastafel dan Ratusan Masker, Hand Sanitizer Bagi RT

Persoalannya, ujar Dudih, bukan hanya soal tumpang tindih jadwal, namun akibat dari insiden tersebut pihaknya merasa dipermalukan karena saat itu tengah bertanding menjamu sebuah klub sepak bola dari Cikijing Kabupaten Majalengka dalam rangka pertandingan persahabatan.

"Sehingga kami anggap ini sebuah penyerobotan, karena klub yang datang mengambil alih lapang lantang dan arogan meminta kami menghentikan pertandingan. Apalagi yang bicara saat itu merupakan salah seorang kepala dinas di Pemkot Tasikmalaya, seolah-olah ingin menunjukkan bahwa ia berkuasa," katanya.

Padahal, menurut Dudih, lapangan olahraga Dadaha merupakan milik masyarakat dan penggunaannya merupakan hak masyarakat. Apalagi, untuk menggunakan lapangan tersebut ia sudah mengajukan izin penggunaan lapang sejak Februari lalu.

Baca Juga: Apes, Ketangkap Polisi Gegara Curi Kendaraan Padahal Esoknya Mau Nikah

"Saat itu kami tak ingin berdebat. Apalagi salah seorang dari klub yang menyerobot tersebut ternyata seorang kepala dinas. Terus terang kami sebagai masyarakat biasa merasa dilecehkan oleh seorang pejabat. Dan yang lebih kecewa lagi kami dipermalukan oleh tamu kami karena saat itu sedang bertanding dengan tim dari luar," katanya.

Menurut Dudih, jika pemerintah peduli dan peka, seharusnya atas insiden tersebut juga pemerintah merasa malu, karena nama baik pemerintah Kota Tasikmalaya tercoreng di mata insan olahraga dari luar.

"Ini harus diselesaikan, harus bisa dipertanggungjawabkan oleh pemerintah," tandasnya.

Pihaknya juga mengaku akan melayangkan surat permohonan klarifikasi kepada Kepala UPTD Pengelola Dadaha atas kejadian tersebut.

Baca Juga: Pengurus KONI dan Kormi Berkomitmen untuk Bekerja Sama

Sementara itu, Kepala UPTD Pengelola Kompleks Dadaha, Dadi Supardi mengakui adanya tumpang tindih jadwal penggunaan lapang Dadaha tersebut.

Dijelaskannya, terjadinya tumpang tindih jadwal tersebut karena adanya pengurus gedung Dadaha yang tidak berkoordinasi dengan dirinya, dan mengambil keputusan sendiri untuk menggunakan lapang Dadaha.

"Pengurus Gedung, Pak Andi, tidak berkoordinasi dengan saya selaku Ketua Pengelola Dadaha, sehingga terjadinya tumpang tindih tersebut," katanya.

Ia berjanji, ke depan kasus tersebut tidak akan terulang kembali, dan sudah mengingatkan yang bersangkutan untuk meningkatkan komunikasi dan koordinasi dengan pihak Pengelola Kompleks Dadaha.

"Memang secara administrasi klub Tasik Raya FC sudah mengantongi izin penggunaan lapang Dadaha, sesuai dengan surat izin yang sudah saya keluarkan dan saya tandatangani," katanya.***

Editor: Teguh Arifianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah