Saat Ramadan, Volume Sampah di Garut Meningkat Rata-rata 10 Ton Per Hari

- 25 April 2021, 19:09 WIB
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Garut, Uu Saepudin, menunjukan sanitary landfill yang siap digunakan untuk menghilangkan dampak negatif pengelolaan sampah yang dilakukan secara manual.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Garut, Uu Saepudin, menunjukan sanitary landfill yang siap digunakan untuk menghilangkan dampak negatif pengelolaan sampah yang dilakukan secara manual. /kabar-priangan.com/ Aep Hendy/

Baca Juga: Cegah Pemudik, Polres Garut Siapkan 12 Titik Penyekatan

Cara ini dinilai Uu cukup efektif guna mencegah terjadinya tumpukan sampah akibat terjadinya peningkatan volume sampah.

Apalagi dengan cara ini, pera petugas tak akan merasa dirugikan karena pemberian BBM atau upah angkut disesuaikan dengan jumlah rit pengangkutan.

Di sisi lain Uu mengakui masih adanya kendala akibat keterbatasan jumlah armada yang bisa digunakan untuk mengangkut sampah.

Diungkapkannya, dari 16 unit armada truk pengangkut sampah, saat ini baru 7 unit yang telah mengalami perbaikan atau peremajaan.

"Baru 7 unit yang telah mengalami perbaikan atau peremajaan dri 16 unit arnada yang ada saat ini. Rencananya, yang peremajaan 9 unit lagi dilakukan tahun ini tapi karena ada program efesiensi anggaran, maka diundur," katanya.

Baca Juga: Patokan Besaran Zakat Fitrah dengan Beras dan Uang Tunai di Kabupaten Garut

Terkait pembuatan tempat penimbunan sampah (sanitary landfiil) di lokasi tempat pembuangan akhir (TPA) Pasirbajing, diakui Uu hal itu tidak begitu berpengaruh terhadap pengurangan penumpukan sampah.

Sanitary landfill dibuat lebih ke tujuan mengatasi dampak negatif dari penumpukan sampah
termasuk dampak polusi bagi masyarakat.

Dengan sistem sanitary landfill, tuturnya, sampah yang sudah ada di TPA bisa ditimbun sehingga tak ada lagi pencemaran baik udara, air, atau tanah yang terjadi dan mengganggu kenyamanan warga.

Halaman:

Editor: Sep Sobar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x