Network
KABAR PRIANGAN - Pemerintah Kabupaten Garut kembali melakukan pembatasan kegiatan masyarakat menyusul melonjaknya kasus Covid-19.
Namun begitu, Bupati Garut Rudy Gunawan, memastikan pembatasan di Garut tidak akan seketat seperti di Bandung Raya.
"Ada pembatasan lagi tapi karena kita masih zona orange, maka kita tidak ada pembatasan radikal seperti Kota Bandung. Di Garut ini hanya 25 persen. Nah kalau ada di kita di zona merah, semua kegiatan termasuk (pesta) perkawinan dibatasi," ujar Rudy Gunawan.
Baca Juga: Duga Ada Praktik Manipulasi Data Covid- 19, Mahasiswa Demo Dinkes Kabupaten Tasikmalaya
Ia menegaskan, di Kabupaten Garut masih diperbolehkan melangsungkan acara pernikahan di gedung atau di rumah rumah, namun setiap acara tersebut akan dijaga ketat oleh personil Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan polisi, agar tidak terjadi pelanggaran protokol kesehatan di lokasi acara.
"Sekarang ini resepsi perkawinan boleh, tetapi akan dijaga ketat oleh Satpol PP dan polisi, tetapi kapasitasnya tidak boleh banyak kita akan kirimkan Satpol PP terutama ke WO (Wedding Organizer) disiplin, mohon disiplin jadi kalau seren sumeren prosesi akad nikah jangan terlalu lama," ucapnya.
Bupati mengungkapkan salah satu alasan terjadinya lonjakan kasus di Garut, karena pihaknya banyak melakukan rapid test antigen di wilayah-wilayah yang terindikasi memiliki penyebaran yang cukup masif.
Baca Juga: Pasien Covid-19 di Garut Terus Bertambah, Tingkat Keterisian RS Sudah Overload
"Yang kedua memang kita ada peningkatan karena Garut saya beli antigen aja 20 ribu jadi kami ingin misalnya sekarang kejadian
di Cisompet, di Pakenjeng dan lain-lain kami melakukan proses antigen, kemarin hampir 400 lonjakannya itu termasuk beberapa Puskesmas karena kami diantigen, saya tidak mau mengambil risiko semua diantigen seperti itu," ungkap Bupati.
