"Yang dari ketiga program tersebut tujuan akhirnya yaitu peningkatan pendapatan petani," ujarnya.
Selain itu Dinas Pertanian juga memberikan dukungan program pusat yang dibagi pada 5 koridor serta pengembangan klaster holtikultura.
Terkait solusi pemasaran produk hasil pertanian, Beni Yoga menuturkan, pihaknya telah menyediakan pusat pemasaran asosiasi pasar tani.
Sedangkan dalam sudut pandang akademisi, Dosen Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Garut (Uniga) Dr. Wahid Erawan, menggambarkan situasi ekonomi pertanian di tengah pandemi Covid-19.
Ia menyampaikan, pertumbuhan ekonomi Indonesia sejak 1998 hingga saat ini mengalami penurunan, bahkan hasil analisis ekonomi UNPAD, pertumbuhan ekonomi Jawa Barat turun minus 2.1 persen sehingga dampaknya diprediksi pengangguran akan meningkat.
Namun ia menyampaikan secara alamiah sektor pertanian itu tidak begitu parah bahkan malah jadi untung, seperti hasil pertanian jeruk purut itu diolah menjadi produk turunan salah satunya dijadikan bahan pembuatan handsanitizer, sabun, sabun pencuci piring dan sebagainya.
Menurut Wahid, strategi yang bagus saat ini untuk pertanian yakni
harus melibatkan semua unusur.
Bahkan Wahid mengajak generasi muda agar meningkatkan kreativitas bagaimana pertanian ini bisa maju dan dan bukan hanya kaum tua saja yang bertani.
Baca Juga: Angka Pengangguran di Garut Terus Meningkat, Rudy Gunawan: Sangat Mengkhawatirkan