PTM Berjalan, Pengrajin Konveksi Seragam Sekolah di Kota Tasik Banjir Orderan

- 30 Agustus 2021, 17:40 WIB
Salah seorang pengrajin di daerah Bantargeudang Kota Tasik tampak sibuk mengerjakan pembuatan seragam sekolah untuk memenuhi permintaan pasar, Senin 30 Agustus 2021.*
Salah seorang pengrajin di daerah Bantargeudang Kota Tasik tampak sibuk mengerjakan pembuatan seragam sekolah untuk memenuhi permintaan pasar, Senin 30 Agustus 2021.* /kabar-priangan.com/Asep MS/

 

KABAR PRIANGAN -  Kembali diberlakukannya Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sejumlah sekolah di Kota Tasikmalaya, membuat permintaan pasar akan pakaian seragam sekolah alami lonjakan yang cukup signifikan.

Padahal sebelumnya atau sejak sekolah dirumahkan karena pandemi covid-19, serapan pasar terhadap prodak seragam sekolah anjlok.

Kondisi tersebut tentu saja membuat usaha konveksi seragam sekolah kembali bergairah. Sejumlah pengrajin konveksi pembuatan sekolah-pun kebanjiran orderan.

Baca Juga: Tagih Tunggakan Air, PDAM Tirta Sukapura Bawa Jaksa

Di Kota Tasikmalaya para pengrajin pakaian seragam sekolah terpusat di Kec.Cibeureum tepatnya di Kp.Bantargedang, Kelurahan Kersanagara Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya.

Di daerah tersebut saat menjelang tahun ajaran baru biasanya hampir seluruh masyarakatnya disibukkan dengan membuat seragam sekolah.

Menurut para pengrajin, melonjaknya permintaan seragam sekolah sebenarnya sudah biasa terjadi setiap menjelang tahun ajaran baru.

Saat waktu tersebut, para pengrajin disibukkan oleh pesanan dari para pedagang dipasar-pasar baik dari pedagang grosiran maupun pedagang biasa.

Namun menurut para pengrajin, sejak ada pandemi covid, walaupun memasuki tahun ajaran baru pesanan sepi karena kebanyakan sekolah merumahkan siswanya.

Baca Juga: Ratusan Sekolah di Sumedang Mulai Laksanakan PTM Terbatas, Disdik akan Evaluasi Setiap Minggu

"Baru kali ini atau saat sekolah kembali melaksanakan pembelajaran tatap muka yang hampir berbarengan dengan tahun ajaran baru 2021-2022, pesanan pasar terhadap pakai seragam sekolah mulai kembali ramai," ujar Ihin Solihin, salah seorang pengrajin seragam sekolah di Kp Karanggedang Cibereum Kota Tasikmalaya Senin, 30 Agustus 2021.

Bahkan kata Ihin, sejak beberapa hari terakhir permintaan pakaian seragam sekolah tak hanya datang dari para pedagang di Tasikmalaya saja, melainkan juga banyak pedagang dari luar daerah seperti Kab.Ciamis, Kota Banjar dan Kota Garut.

Ihin juga mengatakan, saat ini untuk memenuhu permintaan pasar setiap harinya ia membuat pakaian seragam (SD dan SMP) tak kurang dari 500 potong.

Jumlah tersebut lebih besar dibanding hari-hari biasa yang mana ia paling banyak membuat seragam sekolah sebanyak 100 potong, atau meningkat lebih lima kali lipat dibanding hari biasa.

Baca Juga: Pembelajaran Tatap Muka Sudah Berjalan, Vaksinasi Bagi Pelajar Terus Digenjot

Itu pun ujar dia, masih belum bisa memenuhi semua pesanan. "Wah sudah bisa terlayani pak kalau semua pesanan disanggupi mah. Sekarang juga pegawai sudah bekerja siang malam alias lembur," ujarnya.

Kini ujar Ihin, setiap potong pakaian seragam sekolah dijual dengan harga berdasarkan ukuran. Untuk satu potong (atas bawah) seragam sekolah SMP rata-rata dijual dengan harga Rp 60.000 hingga Rp 70.000. Sedangkan untuk pakaian seragam SD dijual dengan harga Rp 40.000 hingga Rp 50.000 tergantung ukuran.

Ihin juga mengaku, keuntungan yang didapatnya dari penjualan seragam sekolah tersebut adalah sebesar 10 persen dari omset penjualan.

"Ya ga besar pak lah, paling sepuluh persin, tapi kalau pesanannya banyak ya lumayan juga," ujarnya.

Baca Juga: Meski PPKM Level 3, Omset Pedagang di Jatigede Belum Meningkat

Ramainya permintaan pasar terhadap pakaian seragam sekolah saat dimulainya PTM di Kota Tasikmalaya
diakui juga oleh para pengrajin pembuat pakaian seragam sekolah di Kp.Cieurih Kec.Cibeureum Kota Tasikmalaya.

H.Uum salah seorang pengrajin mengatakan, dibalik besarnya permintaan pasar, para pengrajin terbentur kendala minimnya tenaga kerja.

Akibatnya menurut Uum tidak semua pesanan dapat dipenuhi."Besarnya pesanan pasar tidak sebanding dengan tenaga kerja yang ada, akibatnya tidak semua pesanan dapat kami penuhi," ujarnya.***

Editor: Teguh Arifianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah