Beberapa kali berlatih di Cikoneng, Ciamis, atas permintaan orangtua salah satu anggota, dan awak Sanggar Epos beramai-ramai naik daplet (kuda oplet, sejenis sado) ke sana.
Kadang latihan digelar di Situ Gede yang ditempuh dengan berjalan kaki, atau di lapang basket SMAN 1 Tasikmalaya. Di mana saja, yang penting latihan.
Sementara tempat latihan rutin di Jalan Selakaso, itu semacam “privilese” yang diberikan oleh Soejono, seorang pejabat Dikbud yang intens membantu Sanggar Epos.
Sujono juga yang mendorong Epos agar secara resmi mendapat nomor induk dari Dikbud, dan menyeponsori Epos mengikuti Festival Teater 1979 tingkat Jawa Barat di Rumentang Siang, Bandung.
Epos yang saat itu ditunjuk untuk mewakili Kabupaten Tasikmalaya, menggarap naskah “Pagi Bening” (terjemahan Sapardi Djoko Damono dari naskah karya Serafin dan Joaquin Alvarez Quintaro) yang disutradarai Bambang Arayana Sambas, berhasil meraih gelar Juara Inovatif.
Baca Juga: Tertabrak Elf Bandung-Cirebon, Dua Pengendara Tewas di Tanjungsari Sumedang
Sanggar Epos atau Teater Epos, memang terikat erat dengan nama Bambang Arayana Sambas. Dialah yang mendirikan sanggar ini, memimpin latihan dan menyutradarai setiap pentas Epos, sambil aktif di Daya Mahasiswa Sunda (Damas) Tasikmalaya.
Setelah lulus dari SMAN 1 Tasikmalaya tahun 1971, Bambang menempuh pendidikan di Akademi Perhotelan Nasional di Bandung, lalu bekerja di perhotelan di Bandung dan Jakarta hingga tahun 1977.
Pada periode tersebut, Bambang intens bergabung dengan Teater ATPU yang kemudian bernama Teater Khas di Bandung.