Baca Juga: Hj. Tina Wiryawati Minta Ada Exit Tol Batikcap di Kota Banjar
Saat tahun 1977 ia pulang ke Tasikmalaya, kerap meriung dengan kaum muda lainnya yang saat itu tengah gandrung membaca puisi. Dari riungan itulah tercetus pendirian Sanggar Epos.
Di Tasikmalaya, Bambang membuka kios Roti Bakar Clinic di trotoar Jalan dr. Soekardjo pada malam hari. Setelah Sanggar Epos berdiri, roti bakar ini menjadi salah satu penopang keuangan sanggar jika akan menggelar pementasan.
Roti Bakar Clinic yang memiliki suluk “Dari Frustrasi ke Prestasi” ini menjadi tempat nongkrong anak-anak muda gaul Kota Tasikmalaya masa itu.
Baca Juga: Wabup Sumedang Bersama SVECI Kenalkan Alam Sumedang dengan Off Road
Selain ini adalah kios pertama yang menjual roti bakar, juga di situ banyak mojang anggota Sanggar Epos yang membantu Bambang jualan roti, hingga banyak pemuda yang betah nongkrong lama-lama.
Saat menghadapi pementasan, intensitas latihan menjadi saban hari, Bambang dengan bersepeda sepulang latihan lalu ke toko-toko roti untuk belanja sambil membawa ransel besar, lalu ke Jalan Soekardjo untuk berdagang.
Kebiasaan Bambang bersepeda itu juga menimbulkan tren di kalangan anggota sanggar, yang kemudian menjadi kebiasaan mereka ke mana-mana memakai sepeda ala Bambang.
Baca Juga: Cegah Penyakit Jantung dan Asam Urat dengan Bumbu Dapur. Begini Penjelasan dr Zaidul Akbar
Sanggar Epos pernah melakukan pementasan di beberapa tempat. Antara lain di Aula Koperasi SPB di Jalan Kalektoran, di lapang basket SMAN 1 Tasikmalaya, juga di Bioskop Garuda, Jl. dr. Soekardjo.