Mulai Ditinggalkan Pembeli, Jumlah PKL Jalan Cihideung Kota Tasikmalaya Terus Menyusut

- 23 November 2021, 19:58 WIB
Kawasan Jalan Cihideung Kota Tasikmalaya yang biasanya dipenuhi ratusan pedagang kaki lima (PKL) terlihat mulai lengang, Selasa 23 November 2021.*
Kawasan Jalan Cihideung Kota Tasikmalaya yang biasanya dipenuhi ratusan pedagang kaki lima (PKL) terlihat mulai lengang, Selasa 23 November 2021.* /kabar-priangan.com/Asep MS

KABAR PRIANGAN - Jumlah pedagang kaki lima (PKL) di Jalan Cihideung, Kota Tasikmalaya, terus menyusut akibat kekurangan pembeli. Sejumlah PKL mengatakan, sejak adanya penertiban jumlah pembeli terus berkurang bahkan penyusutan mencapai hingga 40 persen.

"Sekarang pedagang yang sudah tidak berjualan maupun masih berjualan tapi hanya sesekali, tinggal 40 persen," ujar Ian (33), salah seorang PKL Cihideung, Selasa 23 November 2021.

Menurut Ian, pengunjung PKL Cihideung Kota Tasikmalaya tidak seperti dulu lagi. Dulu PKL Cihideung merupakan salah satu primadona pusat pembelanjaan di Kota Tasikmalaya khususnya untuk kalangan menengah ke bawah.

Baca Juga: Jelang Migrasi TV Analog ke Digital, 44.000 RTM di Sumedang Diusulkan Dapat Bantuan Set Top Box

"Ya, kalau dulu dari tahun 2010 ke bawah memang Cihideung ini merupakan pusat perbelanjaan yang banyak dikunjungi, khususnya masyarakat dari pelosok karena harganya harga kali lima," ujar Ian.

Namun saat ini, lanjut dia, seiring dengan banyaknya pasar kaget seperti Pasar Reboan, Pasar Kojengkang dan lainnya, mengakibatkan pengunjung ke Cihideung semakin berkurang.

"Apalagi sejak pandemi Covid-19, pedagang di sini lebih terpuruk karena kebanyakan pembeli lebih memilih belanja secara online," katanya.

Baca Juga: Ada Sekolah Misbar di Garut, Kondisinya Bolong-bolong, Nyaris Ambruk, Sering Dimasuki Hewan

Adapun kebanyakan PKL yang mulai berhenti berjualan, tutur Ian, sebagian besar PKL yang berjualan pakaian. "Pedagang fashion atau pakaian pembelinya terus menyusut. Menurut saya kemungkinan besar akibat terpengaruh membeli secara online," ujar Ian.

Selain itu, lanjut dia, dengan beberapa kali PKL di Cihideung ditertibkan, membuat para pedagang merasa tidak nyaman berjualan sehingga banyak pedagang memilih berhenti.

"Ya sudah mah penjualan semakin sepi, jualan juga sering ada penertiban. Harus beginilah harus begitulah yang mengakibatkan usaha di sini semakin tidak nyaman sehingga banyak pedagang yang memilih berhenti berjualan," katanya.

Baca Juga: Pelaku Pria Video Syur Garut Sempat Ditegur, Tak Digubris Hingga Dilaporkan Polisi

Menurut Ian, jumlah PKL Cihideung saat didata Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah (KUKM) dan Perindag Kota Tasikmalaya menjelang penertiban beberapa waktu lalu sekitar 300 orang. Sedangkan sekarang yang masih bertahan berjualan paling tinggal setengahnya.

"Padahal keberadaan PKL Cihideung sudah ada sejak tahun 1970-an, sehingga daerah Cihideung selama ini menjadi pusat keberadaan PKL di Kota Tasikmalaya," ucap Ian.

Kawasan Jalan Cihideung Kota Tasikmalaya yang biasanya dipenuhi ratusan pedagang kaki lima (PKL) terlihat mulai lengang, Selasa 23 November 2021.*
Kawasan Jalan Cihideung Kota Tasikmalaya yang biasanya dipenuhi ratusan pedagang kaki lima (PKL) terlihat mulai lengang, Selasa 23 November 2021.* Asep MS

Dedi (45), PKL lainnya, menuturkan, menyusutnya jumlah PKL juga karena faktor aturan bongkar pasang lapak yang kini diterapkan oleh pemerintah. "Bongkar pasang lapak ini cukup merepotkan. Belum lagi biaya angkut dan biaya menitip barang jualan di gudang," kata Dedi.

Baca Juga: Bencana Alam Kembali Landa Desa Karyamandala Salopa, Tebing Longsor Tutupi Akses Jalan

Dengan omset yang terus menurun, tambah Dedi, berjualan di kawasan Cihideung ini sudah tidak menjanjikan lagi khususnya bagi komoditas tertentu seperti pakaian atau fashion. "Yang banyak berhenti memang yang berjualan pakaian," kata Dedi.*

Editor: Arief Farihan Kamil


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah