Luky menuturkan, Raja Sumedang Larang yang memegang senjata pusaka Keris Panunggul Naga ini, merupakan putra mahkota dari Pangeran Kusumahdinata 1 (Pangeran Santri) dan Ratu Pucuk Umun.
Dia lahir pada tanggal 3 bagian terang bulan Srawana 1480 Saka, atau tanggal 19 Juli 1558 Masehi dan meninggal tahun 1610 Masehi.
Berdasarkan catatan sejarah, Prabu Geusan Ulun diketahui memiliki garis keturunan dari kalangan ulama besar melalui garis keturunan sang ayah Pangeran Santri.
Dimana, ayah dari Prabu Angkawijaya ini, yakni Pangeran Santri (Pangeran Koesoemadinata I), merupakan anak dari Pangeran Pamelekaran (Pangeran Muhammad) bin Sunan Panjunan (Abdurahman) bin Pangeran Panjunan (Syekh Maulana) bin Syekh Datuk Kahfi (Syekh Nurjati) seorang ulama keturunan Arab Hadramaut yang berasal dari Mekkah.
"Prabu Geusan Ulun mewarisi tahta kerajaan dari sang ibu yang tiada lain Ratu Pucuk Umun penguasa Kerajaan Sumedang Larang hingga tahun 1578," tutur Luky.
Baca Juga: Tahun Baru 2022 Tiba! Ini 45 Link Twibbon yang Bisa Kamu Pilih Untuk Ikut Rayakan Pergantian Tahun
Kebesaran nama Prabu Geusan Ulun ini, kata Luky, kian memuncak setelah Kerajaan Sumedang Larang, mendapatkan pelimpahan kekuasaan dari Kerajaan Pajajaran.
“Yang ditandai dengan penyerahan Mahkota Binokasih Sanghyang Pake oleh 4 Kandaga Lante Pajajaran kepada Prabu Geusan sekitar tahun 1579,” katanya.
Semasa hidupnya, Prabu Geusan Ulun juga diketahui memiliki tiga istri. Pertama, Nyi Mas Cukang Gedeng Waru yang dikaruniai 14 anak, kemudian kedua Nyi Mas Harisbaya dikaruniai 4 anak, dan ketiga Nyi Mas Pasarean dikaruniai 1 anak.