Menurut Ricky, kamun santri adalah elemen kinetik bagi perkembangan peradaban hari ini. Sejak dulu sebelum merdeka peran serta santri dalam membangun peradaban telah tercatat sejarah.
"Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin pesat maka santri dituntut untuk memiliki kecakapan yang generalis, mentransformasikan nilai-nilai kesantrian dalam segala hal yang strategis," ujarnya.
Baca Juga: Tanggapi Ketentuan Pembelajaran Tatap Muka di Masa Pandemi, Ini Rekomendasi IDAI
Ricky menyebutkan, para santri harus mengambil bagian dari Lembaga Pendidikan Tinggi Umum, dengan harapan cakap secara ilmu agama juga cakap secara ilmu umum.
"Kalau santri biasa sorogan Ilmu nahwu, Ilmu Tafsir, Ilmu Fiqih, Ilmu Tasawuf, dan lain-lain kepada kyainya, nah kalau 'sorogan' Ilmu Politik, Ilmu Ekonomi, Ilmu Pertanian, Teknologi, dan lain lain y aharus ke Unsil," ujarnya.
Ditambahkan dia, santri tidak mesti harus mejadi ajengan atau ustaz, namun santri harus mampu mentransformasikan dirinya menjadi ahli ekonomi, ahli politik maupun ahli teknologi, supaya perkembangan Ilmu pengetahuan tidak bertentangan dengan syariat Islam.
Baca Juga: Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Suami Gorok Istri di Garut
"Sebagai santri saya merasa bangga menjadi bagian dari Universitas Siliwangi walau hanya menjadi bagian 'bubuk ranginang'-nya saja," ujar Ricky yang juga Ketua Gerakan Pemuda Ansor Kota Tasikmalaya.
Terlepas dari perkembangan pemilihan Rektor Unsil 2022 yang sangat dinamis, dia memandang gagasan Muradi sangat luar biasa dan sangat mengetahui anatomi Kota Tasikmalaya. "Kami juga berterima kasih terhadap Prof Muradi yang telah menempatkan kami di hati beliau," ujarnya.*