Menurutnya, dari hasil komunikasi itulah sedikit demi sedikit kesadarannya mulai timbul hingga akhirnya tekadnya untuk setia kepada NKRI benar-benar bulat.
Ia pun berjanji tidak akan mau terjebak lagi masuk ke dalam kelompok-kelompok berbau terorisme yang sering melakukan aksi radikalisme dan merugikan banyak pihak.
"Selama ini saya juga secara rutin mendapat pendampingan psikologis, kebangsaan dan agama dari BNPT. Komunikasi dengan para petugas kapas pun berjalan dengan baik, tak ada sekat sehingga saya pun banyak mendapatkan masukan dari mereka," katanya.
Sekeluarnya dari penjara nanti, Mulyanto akan fokus kepada keluarga dan mengurus kembali bisnis yang selama ini menjadi mata pencahariannya yakni mengurus toko.
Apa yang selama ini dialaminya, dinilainya cukup memberikan pelajaran dan kini dirinya tak mau lagi tersesat ke jalan yang salah dengan bergabung pada kelompok terorisme.
Ia mengaku pada awal-awal ditangkap, sempat menolak untuk ikrar setia kepada NKRI karena hal itu sangat bertentangan dengan ideologi yang ia anut bersama kelompoknya.
Selama bergabung dengan kelompok JAD Jambi, dirinya pun sempat mengikuti sejumlah pelatihan yang dilaksanakan di kawasan Bukit Gema Pekanbaru.
"Pelatihan yang saya dapatkan saat itu bermacam-macam. Ada pelatihan kemampuan beladiri, cara menggunakan senjata, sampai cara bertahan hidup. Selain kegiatan kelompok JAD, saat itu pikiran saya benar-benar gelap, keluarga pun smapai-sampai saya abaikan," ucap Mulyanto.