KISAH Guru Ngaji yang Hidup Memprihatinkan di Gubuk Sempit Pinjaman Warga. Sekali Ceramah Dapat Honor Rp20.000

- 10 Februari 2022, 19:11 WIB
Tolib (80), guru ngaji warga Kampung Nangorak, Desa Jayamukti, Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya, hidup memprihatinkan. Dia dan istrinya, Omah (60), bisa hidup dengan mengandalkan belas kasihan tetangganya.*
Tolib (80), guru ngaji warga Kampung Nangorak, Desa Jayamukti, Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya, hidup memprihatinkan. Dia dan istrinya, Omah (60), bisa hidup dengan mengandalkan belas kasihan tetangganya.* /kabar-priangan.com/

"Saya disini sudah 40 tahun lebih. Sebenarnya saya asli orang Sodonghilir, Kab. Tasikmalaya dan ke Leuwisari awalnya ikut guru, hingga kemudian menetap disini," jelas Tolib, Kamis 10 Februari 2022.

Meski telah tinggal puluhan tahun, namun Tolib kerap berpindah-pindah tempat dari rumah kontrakan satu ke rumah kontrakan lainnya.

Baca Juga: Polisi Amankan Anggota Ormas yang Berebut Uang Kemanan Lahan Pertambangan di Garut

Hingga ia pun akhirnya tidak mampu untuk membayar uang sewa kontrakan sebesar Rp 300.000 per bulan.

Untungnya, sudah satu bulan ini ada warga yang peduli dan memberinya tumpangan untuk hidup menetap di sebuah gubuk.

Meski terbilang sempit, namun bagi pasangan lansia ini sudah cukup memadai untuk berteduh dari hujan dan panas.

Baca Juga: Pemprov Jabar Akan Dorong Percepatan Pembangunan Tol Getaci. Uu: Sangat Didambakan Warga Priangan Timur

Selama ini untuk kebutuhan hidup sehari-hari, ia dapat penghasilan dari memberikan ceramah di beberapa masjid sekitar kampungnya.

Dalam setiap kali pengajian, Tolib mendapatkan uang dari panitia sebesar Rp 20.000 hingga Rp 30.000. Namun, mengisi pengajian tentu tidak dilakukan setiap hari.

"Pami ngisi pengaosan di masjid paling seminggu sekali. Ah kapasihan Rp 30.000 sakali pengaosan. Insyalloh cekap we kanggo duaan sareng bojo mah," ucap Tolib.

Halaman:

Editor: Zulkarnaen Finaldi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x