Beruntung, tak lama kemudian ke rumahnya datang sejumlah anggota polisi dari Polsek Samarang. Pada akhirnya para pelaku pun tak bisa berbuat banyak setelah polisi datang dan mengamnakan para pelaku.
Sementara itu, Rifda atau yang akrab disapa Ibad menyampikan jika dirinya merupakan mahasiswi semester empat Fakultas Komunikasi dan Informasi di Universitas Garut (Uniga).
Meski kaget dengan keributan yang terjadi di rumahnya, ia masih sempat merekamnya dengan menggunakan ponsel saat para pelaku berusaha membobol dan melakukan pengruskan di rumahnya.
Baca Juga: KA Cikuray Resmi Beroperasi Besok, Layani Relasi Garut-Pasar Senen. Ini Besaran Tarifnya
"Saat itu saya sangat takut dan sempat tak percaya dengan apa yang tengah terjadi. Saya sempat disekap dan dianiaya dengan cara dipukuli dan kepala saya dibeturkan ke lemari," kata Ibad.
Bahkan diungkapkannya, ia merasa saat itulah ia dan ibunya akan mengalami kematian. Namun demikian ia tetap masih berani melakukan perlawanan saat melihat para pelaku menganiaya ibunya, bahkan saat itu Ibad sempat menendang salah seorang pelaku meski akibatnya ia mendapat balasan yang sangat kejam dengan ditonjok, ditendang, dan digusur bahkan ponselnya pun dirampas dan dilemparkan hingga pecah.
"Untungnya meski pecah, ponsel saya masih bisa nyala dan rekaman itu masih bisa dibuka. Inilah yang kjemudian kami jadikan bukti untuk melaporkan para pelaku yang telah berbuat sangat biadab terhadap saya dan ibu saya," ujar Ibad.
Ia pun menceritakan kronologis dirinya sampai bisa meminta bantuan hingga akhirnya anggota polisi datang ke rumahnya.
Setelah ibunya berjanji untuk memberikan uang dan tindakan para pelaku menjadi tak begitu kasar, maka ibunya pun menyuruhkan ke luar dengan alasan mengambil uang.