Ineu yang sudah berumah tangga itu, meminta teman prianya untuk mengantarnya ke daerah Bayongbong untuk meminjam uang kepada temannya karena Ineu sedang butuh untuk membayar utang.
Baca Juga: Pasien Covid-19 di Garut yang Dirawat Tinggal 23 Orang, Begini Kondisinya
"Namun ternyata upaya Ineu untuk meminjam uang kepada temannya itu gagal sehingga mereka pun kemudian pergi ke wilyah Cigedug. Saat itu Ineu sangat kebingungan karena dirinya sedang terlilit utang dan harus segera dibayar," katanya.
Diungkapkannya, ketika dalam perjalanan menuju Cigedug itulah tiba-tiba Ineu mempunyai ide untuk membuat skenario jika dirinya telah menjadi korban pembegalan.
Ia pun berencana untuk melaporkan ke polisi jika dirinya telah menjadi korban pembegalan atau pencurian dengan kekerasan dengan maksud agar terlepas dari kewajiban untuk segera membayar utang.
Baca Juga: Dipicu Masalah Utang, Polisi Ungkap Kronologi Penganiayaan Mahasiswi dan Ibunya di Garut.
Fiki juga memaparkan, ide gila Ineu itu pun disetujui oleh Mumun yang justeru menyatakan kesiapannya untuk membantu melancarkan sandiwara tersebut.
Sesuai kesepakatan yang telah dirancang, Mumun pun menurunkan Ineu di kawasan Jalan Raya Cisurupan-Cikajang tepatnya di daerah Pamoyanan yang masuk wilayah Kecamatan Cisurupan.
Mumun, tambah Fiki, meninggalkan Ineu di tempat tersebut. Sedangkan sepeda motor, tas, serta telepon genggam milik Ineu dibawanya dengan maksud akan disembunyikan.
Baca Juga: Dipicu Masalah Utang, Polisi Ungkap Kronologi Penganiayaan Mahasiswi dan Ibunya di Garut.