Ini artinya, sebanyak 1.275 honorer nakes dan non nakes terancam kehilangan pekerjaannya.
Selain melakukan aksi demo dengan berorasi, para Nakes dan Non-nakes ini juga membawa bendera, ratusan spanduk dan poster bernada protes serta sindiran pada pemerintah. Terlihat pula deretan mobil ambulan yang ikut dibawa dalam aksi tersebut.
Ketua Forum Tenaga Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya, Fia Angriana Am.Keb, mengatakan, kedatangan ribuan tenaga kesehatan ke kantor Bupati Tasikmalaya ini guna mendesak Pemerintah Daerah agar mengakomodir keberadaan tenaga honorer nakes dan non-nakes segera diangkat menjadi PPPK.
Mereka pun meminta kejelasan, sebab dalam pertemuan sebelumnya bersama DPRD, Pemkab Tasikmalaya hingga RSUD SMC pada 5 Juli 2022, tidak ada solusi meskipun sudah beraudiensi beberapa kali dengan Bupati Tasikmalaya.
"Tuntutan kami satu, minta dan mendesak pemerintah segara menambah kuota untuk PPPK tenaga kesehatan dan non-kesehatan. Sebab Kuota PPPK untuk profesi kami ini masih sangat minim," ujar Fia.
Baca Juga: Gempa di Sukabumi dengan Magnitudo 3,3 Hari Ini, BMKG: Akibat Aktivitas Sesar Lokal Setempat
Pihaknya datang hanya demi menuntut keadilan. Dimana ribuan tenaga kesehatan dan non-kesehatan yang telah bekerja cukup lama hingga kini tanpa kejelasan status dan upah yang tidak memadai.
Padahal kata Fia, banyak dari mereka yang mengabdi hingga bertahun-tahun, hingga ada yang lebih dari 21 tahun belum juga diangkat.
Kordinator lapangan aksi, Asep Rosihin Anwar menjelaskan, sebelum melakukan aksi ke kantor Bupati, pihaknya sudah melakukan audiensi dengan Dinas Kesehatan, RSUD SMC dan DPRD Kabupaten Tasikmalaya.