Wabup Garut Ungkap Kerugian Akibat Bencana Banjir dan Longsor Capai Belasan Miliar, Ini Rinciannya

- 24 Juli 2022, 19:47 WIB
Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman, merilis kerugian akibat banjir bandang dan longsor senilai Rp17 miliar.
Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman, merilis kerugian akibat banjir bandang dan longsor senilai Rp17 miliar. /kabar-priangan.com/Aep Hendy/

KABAR PRIANGAN - Pemkab Garut pada akhirnya merilis jumlah kerugian yang ditimbulkan pascabamjir bandang dan longsor yang melanda sejumlah wilayah di Garut, Jumat, 15 Juli 2022 lalu. Diperkirakan, jumlah kerugian materi dalam peristiwa tersebut lebih dari Rp17 miliar.

Perkiraan total kerugian hingga lebih dari Rp17 miliar diungkapkan Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman. Selain ribuan rumah warga, bencana banjir bandang dan longsor juga telah mengakibatkan puluhan jembatan rusak.

"Hitungan sementara yang sudah masuk, total kerugian sudah mencapai Rp17 miliar. Namun kemungkinan jika datanya sudah masuk semua, total kerugian bisa lebih dari itu," ujar Helmi saat meninjau secara langsung kondisi lokasi terdampak bencana di Kecamatan Banjarwangi, belum lama ini.

Baca Juga: Bupati Resmikan WC Cantik dan WC Ganteng di SMPN 1 Garut

Dikatakannya, petugas hingga saat ini masih terus melakukan pendataan. Di lapangan ternyata masih banyak kerusakan yang bum terdata sehingga jumlahnya diperkirakan masih akan terus bertambah.

Ia menyebutkan, di wilayah Kecamatan Banjarwangi saja, berdasarkan hasil tinjauan ada sekitar 17 jembatan yang terdampak. Dari jumlah tersebut, 7 di antaranya terputus, dan yang lainnya terancam putus. 

Diterangkannya, yang 7 jembatan yang terputus terdiri dari 3 jembatan rawayan dan 4 jembatan permanen yang semula bisa dilalui kendaraan roda empat.Sedangkan yang 10 jembatan disebut terancam putus karena kakinya dan sayapnya habis tergerus banjir. 

Baca Juga: Anggota DPRD Menilai Banjir Garut Terjadi karena Ada Permasalahan di Hulu Sungai

"Jika menghitung jembatan yang terdampak di Banjarwangi saja, diperlukan dana hampir sekitar Rp10 miliar. Dengan anggaran sebesar itu, seluruh jembatan yang terdampak nantinya akan aman kembali ketika digunakan masyarakat," katanya.

Helmi merinci, untuk 1 jembatan permanen saja yang rusak, diperlukan anggaran Rp2 miliar. Sedangkan untuk perbaikan 1 jembatan rawayan diperlukan anggaran Rp500 juta. 

Jadi, tuturnya, untuk perbaikan 4 jembatan permanen saja diperlukan anggaran sampai Rp8 miliar ditambah untuk perbaikan 3 jembatan rawayan sebesar Rp1,5 miliar sehingga totalnya Rp9,5 miliar. Anggaran sebesar itu belum termasuk untuk mendanai perbaikan jembatan di daerah lainnya seperti di wilayah utara dan tengah. 

Baca Juga: Pemkab Garut Mulai Salurkan Uang Kerohiman Bagi Korban Banjir

Belum lagi, tambahnya, fasilitas lain yang juga banyak yang rusak akibat terjangan banjir bandang. Selain jalan, ada juga lahan milik warga yang rusak, hewan ternak yang mati akibat terseret arus, ditambah pula kerugian rumah yang rusak serta yang terdampak lainnya.

"Di wilayah Kecamatan Banjarwangi juga ada sekitar 16 hektar sawah yang terkena banjir dan diperkirakan akan puso. Masih ada lagi ikan yang hilang akibat kolam yang jebol serta hewan ternak yang mati terseret arus sehingga kerugian yang ditimbulkan terbilang besar," ucap Helmi.

Kepala Desa Mulyajaya, Kecamatan Banjarwangi, Wawan, menuturkan, salah satu jembatan yang terputus di daerahnya merupakan jembatan penghubung 3 dusun yang ada di Desa Mulyajaya serta penghubung antara Desa Mulyajaya dengan Desa Wangunjaya. Putusnya jembatan tersebut telah menyebabkan sekitar 850 kepala keluarga dengan 3.500 jiwa terdampak.  

Baca Juga: Sebanyak 1.306 Mahasiswa Universitas Garut Ikuti Pembekalan KKN Tematik

Menurutnya, robohnya jembatan Mulyajaya sangat besar dampaknya bagi masyarakat karena jalur tersebut merupakan akses desa yang terbilang paling vital. 

Jalur tersebut selalu digunakan warga yang hendak berusaha termasukereka yang hendak berbelanja ke pasar, ke luar kota, bahkan juga siswa yang mau ke sekolah.

"Kami berharap ada perhatian khusus dari pemerintah kabupaten maupun pemerintah provinisi terkait putusnya jembatan yang ada di desa kami ini. Terlebih, selama ini jembatan tersebut sangat dibutuhkan oleh masyarakat baik yang mau mencari nafkah, berangkat kerja, juga yang hendak sekolah," kata Wawan.***

 

Editor: Nanang Sutisna


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah