Menurut Ade, kenaikan harga BBM khususnya jenis pertalite sangat mempengaruhi pendapatan sopir angkot.
"Kalau tarfi angkot tidak langsung dinaikan dan harus menunggu pengumuman dari Organda, kami tentu akan rugi. Apalagi proses pembahasan kenaikan tarif angkot pasti memakan waktu lama," ujar Ade.
Baca Juga: BBM Naik, Tarif Angkot di Kota Tasikmalaya Ikut Naik. Segini Besarannya
Namun demikian lanjut Ade, dirinya bersama sopir angkot lainnya tetap memunggu keputusan penyesuaian tarif dari Pemerintah Kota Tasikmalaya melalui Organda.
"Ya kita tunggu tarif resmi setelah naik BBM berapa, karena kalau ini baru tarif sementara dimana rata-rata tarif angkot mengalami kenaikan Rp1.000, baik untuk penumpang umum maupun anak sekolah," ujarnya.
Walaupun ujar dia, imbas dari adanya kenaikan tarif, penumpang angkot semakin sepi.
Baca Juga: Aksi Unjuk Rasa Tolak Kenaikan BBM Terjadi di Bekasi, Kepolisian Kawal Secara Humanis
"Sebelum harga BBM naik juga penumpang sudah sepi, ditambah adanya kenaikan BBM, penumpang semakin sepi mungkin karena ongkos naik. Tapi kalau tidak dinaikan lami jelas rugi," kata Ade.
Hal senada diungkapkan Maman Suryaman (42) sopir angkot 03 trayek Pasar Pancasila-Kawalu yang mengaku menaikan tarif angkotnya Rp1.000 pasca kenaikan harga BBM.
Maman juga mengaku waswas dengan adanya kenaikan tarif ini. Pasalnya ujar dia, selain belum resmi tarif dari pemerintah, juga dikhawatirkan membuat semakin sepinya penumpang.