"Tahun 2018 ada kajian survey ada tiga ekor, satu jantan dua betina, setelah melihat pola bintik macan tutul ini, ternyata berbeda dengan yang lalu, jadi ada anakan disini, ini jadi kebahagiaan kita, ternyata macan tutul bisa berkembang bisa hidup dan berkembang biak,” katanya.
Baca Juga: Penyebaran Sangat Tinggi, Pemkab Garut Diminta Segera Buat Perda Tentang TBC
Sementara itu, Rudy Arifin selaku manajer Taman Satwa Cikembulan mengungkapkan, meski Cikembulan terbilang lembaga konservasi kecil, tapi pihaknya komitmen untuk ikut menjaga keberadaan satwa-satwa liar di habitatnya.
Makanya, begitu BBKSDA Jawa Barat meminta bantuan evakuasi hingga merawat macan tutul yang terjerat jebakan babi, pihaknya langsung bergerak.
Rudy menyebutkan selama dua minggu berada di Taman Satwa Cikembulan, macan tutul tersebut difokuskan menjalani rehabilitasi, tidak banyak orang yang bisa bersentuhan langsung dengan macan tutul tersebut.
Baca Juga: Pengacara Rohimah ART Asal Garut, Minta Proses Hukum Pelaku Penganiayaan Dipercepat
Ia menegaskan, Taman Satwa Cikembulan selama ini menjadi benteng terakhir dan rumah bagi satwa-satwa liar yang habitatnya terdesak.
Pihaknya pun terus berkomitmen bersama BBKSDA Jabar untuk terus melakukan upaya-upaya konservasi lingkungan, khususnya satwa dilindungi.
“Kita komitmen akan membantu semua upaya konservasi, termasuk penyelamatan satwa-satwa dilindungi,” tegasnya.
Baca Juga: Unit Gakum Satlantas Polres Garut Sediakan Layanan Ambulance Gratis untuk Warga