Mantan Kades di Garut tak Bisa Berobat Karena Nunggak BPJS

- 6 Maret 2023, 21:10 WIB
Ketua Kompakdesi DPC Garut, Muhammad Iwa menyebutkan tak sedikit kades yang mengalami nasib tragis setelah mereka tidak lagi menjabat sebagai kades.
Ketua Kompakdesi DPC Garut, Muhammad Iwa menyebutkan tak sedikit kades yang mengalami nasib tragis setelah mereka tidak lagi menjabat sebagai kades. /kabar-priangan.com/Aep Hendy/

KABAR PRIANGAN - Sebagai unsur pemerintahan paling bawah dari suatu negara, pemerintahan desa memiliki peranan sangat penting dalam mendukung program pembangunan pemerintah. 

Sebagai pemimpin pemerintahan desa, seorang kepala desa pun tentunya memiliki peranan penting serta andil yang sangat besar pula dalam  membantu menyuskseskan program pembangunan.

Ironisnya, tak sedikit kades yang mengalami nasib tragis setelah mereka tidak lagi menjabat sebagai kades. Bahkan sekedar untuk berobat ketika dirinya sakit pun, banyak mantan kades yang mengalami kesulitan.

Baca Juga: Pemkab Garut Segera Lelang Pengelolaan Objek Wisata Situ Bagendit

Seperti yang dialami salah seorang mantan kepala desa di wilayah Kecamatan Cibiuk yang kini kondisinya sangat memprihatinkan. Dalam kondisi sakit, ia mengalami kesulitan untuk berobat karena memiliki tunggakan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan. 

"Lihat kondisi dari Pak Anggis, mantan Kepala Desa Cibiuk yang saat ini sangat memprihatinkan. Kini ia dalam kondisi sakit dan kesulitan untuk berobat karena punya tunggakan BPJS Kesehatan selama beberapa bulan," ujar Ketua Komunitas Purnabakti Kepala Desa Seluruh Indonesia (Kompakdesi) Garut, Muhammad Iwa, seusai acara pelantikan pengurus Kompakdesi Garut di Vila Lasminingrat di Jalan Terusan Pembangunan, Senin, 6 Maret 2023.

Kondisi yang saat ini dialami Anggis menurut Iwa sangat ironis karena selama menjabat sebagai kades, ia selalu memperjuangkan warganya agar dapat memiliki BPJS Kesehatan agar bisa mendapatkan pelayanan kesehatan dengan gratis. 

Baca Juga: Angka Pengangguran di Garut Tinggi, Kehadiran LPK Diharapkan Jadi Solusi

Namun saat dirinya tak lagi menjabat sebagai kades, ia sendiri malah kesulitan mendapatkan pelayanan kesehatan karena tak memiliki BPJS Kesehatan.

Pada akhirnya, tutur Iwa, Anggis pun terpaksa membuat BPJS Kesehatan mandiri. Namun mengingat kondisi ekonominya yang kurang baik, ia pun tak mampu membayar iuran BPJS selama beberapa bulan sehingga ketika hendak berobat, ia mengalami kesulitan.

Menurutnya, Anggis bukan satu-satunya mantan kades di Garut yang mengalami nasib tragis. Masih banyak mantan kades di Garut yang saat ini nasibnya kurang beruntung bahkan bisa dikatakan sengsara. 

Baca Juga: Pengunjung Hilang Saat Berenang di Pantai Taman Manalusu Garut

Hal ini, imbuh Iwa, menjadi salah satu alasan kenapa di Garut saat ini dibentuk Kompakdesi. Keberadaan Kompakdesi di Garut diharapkannya bisa membantu meningkatkan kesejahteraan para mantan kades agar tidak mengalami nasib tragis.     

"Alhamdulillah hari ini Muscab pertama Kompakdesi DPC Kabupaten Garut selesai dilaksanakan dan saya mendapatkan amanah untuk menjadi ketuanya. Sebenarnya ini amanat berat yang saya pikul akan tetapi saya akan berusaha menjalankannya dengan baik dengan harapan kesejahteraan para mantan kades di Garut bisa meningkat," kata Iwa. 

Disampaikannya, visi misi Kompakdesi yakni ikut bersama-sama mensejahterakan khususnya para mantan kades. Sedangkan tujuan utamanya mempererat tali silaturahmi antar para mantan kades yang diharapkan bisa menimbulkan keberkahan dan hikmah yang bisa membawa kesejahteraan para mantan kades. 

Baca Juga: Rumah Rusak dan Puluhan Lainnya Terancam Akibat Pergerakan Tanah di Cisompet Garut

Menurut Iwa, selama ini memang tidak sedikit mantan kades yang nasibnya baik dan beruntung. Namun tidak sedikit pula dari mereka yang mengalami nasib kurang beruntung bahkan tragis sehingga perlu mendapatkan perhatian.  

Iwa pun menyoroti tidak adanya perhatian dari pemerintah baik pusat, provinsi, hingga kabupaten terhadap para mantan kades di Garut. Jangankan perhatian yang bersifat materil, bahkan untuk sekedar perhatian dalam bentuk penghargaan dalam secarik kertas pun sama sekali tidak ada.

Padahal saat menjabat, kades memiliki peranan yang sangat penting dalam membantu menyukseskan program-program pemerintah dan kades memiliki tanggungjawab yang sangat besar. Tidak adanya perhatian dari pemerintah ini tentunya sangat disesalkan dan hal ini ikut mendorong dilakukannya pembentukan Kompakdesi.   

Baca Juga: Bupati Dukung PWI Garut Gelar Kegiatan HPN di Hari Jadi Garut ke 210

"Meski baru dibentuk dan dikukuhkan saat ini, akan tetapi jumlah anggota Kompakdesi DPC Garut saat ini sudah mencapai 1.200 lebih yang berasal dari 

421 desa yang ada di Garut. Ini bisa menjadi kekuatan besar untuk mewujudkan harapan kita dalam upaya meningkatkan kesejahteraan para mantan kades," ucapnya.

Dewan Pembina Kompakdesi DPC Garut, Yudi Nugraha Lasminingrat sangat mengapresiasi dengan suksesnya pelaksanaan muscab ke-1 Kompakdesi DPC Garut. Ia berharap dengan bersatunya para tokoh di tingkatan desa yakni para mantan kades ini bisa memberikan kontribusi yang positif. 

Baca Juga: 5 Tempat Wisata di Garut yang Lagi Hits dan Paling Terkenal saat Liburan, Cocok bersama Keluarga

Keberadaan Kompakdesi di Garut juga, tambah Yudi, diharapkan bisa memberikan aspirasi bagi seluruh kalangan di Garut termasuk dirinya sebagai Ketua Kadin Garut untuk bisa mengeksplorasi potensi-potensi yang ada di wilayah Kabupaten Garut.***

 

 

Editor: Nanang Sutisna


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah