Menurut Pepep, di samping kerusakan di rawanya, kerusakan yang terjadi di hutannya juga penting untuk diangkat.
Kerusakan yang terjadi saat event kemarin itu bukan hanya sekadar bunga rawa, tapi lebih parahnya lagi adalah kerusakan rawa gunung dan Leuweung Tengah.
Aktivitas offroad telah menyebabkan kerusakan tanah paling tinggi, dari kerusakan ini akan memproduksi sedimen.
“Kita semua tahu, ban motor trail itu sifatnya menggaruk tanah, kalau di kemiringan tertentu dia bisa jauh lebih parah. Dan kita sama-sama lihat kemarin. Nah, celakanya semua sedimentasi yang tergerus oleh motor trail tadi itu akan berakhir minimal di dua tempat, yang pertama di rawanya itu sendiri, yang notabene dilindungi. Dan yang kedua adalah di sungai Ranca Upas yang memiliki kekhasan tinggi juga,” kata Pepep.
Baca Juga: Mengenal Hutan Geger Omas, Tempat Wisata Religi untuk Bersihkan Diri Jelang Ramadhan
Kerusakan bunga rawa hanya salah satun dampaknya saja, lainnya adalah kerusakan habitat hutan lindung itu sendiri.
Pepep juga menceritakan tentang sungai purba yang berada di Leuweung Tengah yang juga memiliki kekhasan yang sangat tinggi nilai ekologinya.
Oleh para pecinta alam dilindungi sejak lama, tidak ada yang berani mengeruk, apalagi dijadikan jalur lintasan off road.
“Saat event kemarin itu, sungai ini dipakai lintasan sama motor. Padahal sungai purba ini dia sudah memiliki nilai ekologi yang tinggi juga nilai geologis yang tinggi, sehingga sekarang akibat aktivitas tersebut terjadi kerusakan," lanjutnya.