KABAR PRIANGAN - Penutupan Jembatan Parungsari Kota Banjar mulai dirasakan masyarakat dan pelajar yang biasa hilir mudik melintasi jembatan tersebut. Seperti halnya diungkapkan Jumhari (55), seorang pedagang makanan yang menggunakan gerobak dan biasa mangkal di sekitar Alun-alun Banjar.
Menurutnya, usaha yang ditekuni selama ini merupakan usaha utama penyambung hidup keluarganya. Namun selama pembangunan jembatan, gerobak tak bisa dibawa pulang pergi lagi ke rumah di Parungsari. "Sebetulnya saya khawatir juga gerobak hilang saat disimpan sekitar alun-alun," ucapnya, Rabu 17 Mei 2023.
Ia mengatakan, tak mungkin mendorong gerobak melintasi jembatan yang sedang dibangun atau melintasi Jembatan Dobo atau Jembatan Baru karena rute jalan yang dilintasi sangat jauh, hanya untuk berjualan di Alun-alun Banjar.
Baca Juga: Jembatan Baru Banjar Resmi Dibuka Lagi, Giliran Jembatan Parungsari Ditutup
Keluhan rute menjadi jauh juga dikatakan tukang becak yang biasa mangkal di Alun-alun Banjar. Selama ini ia rutin melintasi Jembatan Parungsari. "Keur hese duit teh, jalan kahirupan narik becak ngaliwatan sasak, eh kapegat proyek. Jadi oleng rahayat leutik kawas tukang becak mah. Ari kabutuhan dapur kudu angger ngebul, kabutuhan beuteung kulawarga oge pan ulah kalaparan," ucapnya.
Hal senada dikatakan Aminah. Menurutnya, jarak rumahnya di Parungsari ke SMPN 1 Banjar dan SMPN 2 Banjar berkisar 3 km. Akibat pembangunan Jembatan Parungsari, rute yang dilintasi menjadi sekitar 7 km karena,l melintasi Jembatan Dobo atau Jembar. "Kalau naik angkot, tentunya jadi mahal karena berputar-putar dahulu," ucapnya.