Inovasi Eiger dalam Dunia Petualangan Alam Bebas di Indonesia, Kian Ramah Lingkungan dengan Produk Ecosavior

- 29 Agustus 2023, 19:51 WIB
Oki Lutfi Nurdin (kedua dari kanan) dari PT Eigerindo Multi Produk Industri memperhatikan Galih Donikara yang menggendong Tama Randy saat Journalist Camp PRMN Eiger 2023 di Sari Ater CamperVan Park, Ciater, Kabupaten Subang, Kamis 24 Agustus 2023.*/kabar-priangan.com/Arief Farihan Kamil
Oki Lutfi Nurdin (kedua dari kanan) dari PT Eigerindo Multi Produk Industri memperhatikan Galih Donikara yang menggendong Tama Randy saat Journalist Camp PRMN Eiger 2023 di Sari Ater CamperVan Park, Ciater, Kabupaten Subang, Kamis 24 Agustus 2023.*/kabar-priangan.com/Arief Farihan Kamil /

Terus Berinovasi

Ditampilkannya dua produk sebagai contoh tersebut menunjukkan Eiger selalu berinovasi. Wujud inovasi Eiger sebagai produk Indonesia yang mempunyai alam tropis, terutama sejak tahun 2015. Ketika itu tagline-nya berubah menjadi Tropical Adventure. "Karena kami menyadari bahwa medan kita di Indonesia berbeda dengan medan di luar negeri. Misalnya medan becek dengan tanah bebatuan dan rerumputan itu khas tropis yang tak semua ada di medan luar. Kami sudah concern ke sana dengam membuat desain-desain produk untuk alam tropis, salah satunya dengan melakukan Ekspedisi Black Borneo," kata Oki.

Baca Juga: Rekomendasi Tempat Wisata Tasikmalaya Spot Foto Banyak dengan Latar Alam!

 

Inovasi produk untuk alam tropis dari perusahaan yang berpusat di Bandung itu misalnya produk sepatu, outfit seperti kaos yang untuk alam tropis lebih lembab sehingga harus bisa cepat menyerap keringat. "Salah satu tantangan di alam tropis adalah serangga. Binatang-binatang besar saat kita naik gunung jarang bertemu karena mereka takut dengan manusia, justru yang datang itu binatang-binatang kecil seperti nyamuk dan lintah," tutur peraih Penghargaan Winner Golden Bauhinia Cup of China-ASEAN Industrial Design Competition 2020 dan 2022 itu.

"Hal itu yang ditakuti oleh orang-orang luar. Mereka takut berpetualang di Indonesia karena khawatir terkena malaria, DBD. Kondisi seperti itulah menjadi sumber gagasan juga bagi kami untuk menciptakan produk yang cocok dengan alam kita, sehingga kami membuat produk yang
antiserangga," kata anggota ekspedisi Climbing Mount Eiger Swiss 2011 itu.

Mengaplikasikan Program Ramah Lingkungan dalam Produk

Pun ketika kini ramai isu lingkungan, Eiger menerapkan inovasi terhadap produknya. Oki menyebutkan, isu lingkungan sudah terdengar gaungnya sejak lama, sejak dirinya masuk Eiger pada tahun 2022 juga sudah terdengar jargon internasional bahwa suatu produk harus ramah lingkungan. Namun dulu gaungnya tak terlalu kencang karena teknologinya belum mendukung.

"Misalnya, bahan-bahan dari daur ulang dulu juga sudah ada namun prosesnya lebih rumit sehingga menjadi mahal yang perbandingan harganya bisa 2-3 kali lipat daripada bahan-bahan yang dipakai reguler. Otomatis kalau dulu mamakai hal itu lalu dilempar ke market maka harganya menjadi malah," ucap Oki yang meraih Grand Award Indonesia Good Design Selection 2019 serta Best Winner Good Design Indonesia 2017 dan 2021.

Baca Juga: Desa di Pamulihan Sumedang Diberikan Alat Mesin untuk Tangani Persoalan Sampah

Adapun kini teknologi semakin berkembang dan yang menyediakannya kian massal atau banyak, serta harganya semakin turun. "Sekarang sudah mulai mudah diaplikasikan kepada produk-produk material yang ramah lingkungan karena hampir semua industri outdoor di dunia teknologinya sudah bergerak di sana. Ke depannya pun produk Eiger mengutamakan suistainability. Karena proses tersebut panjang danperlu step by step, harapannya tahun 2025 sekitar 30 persen produk Eiger sudah suistainable," tutur Oki.***

Halaman:

Editor: Arief Farihan Kamil


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah