3. Aspirasi dan Biopsi Sumsum Tulang
Kedua tes yang dilakukan bersamaan ini berguna memeriksa kelainan pada sel-sel sumsum tulang. Sampel biasanya diambil dari tulang pinggul pasien setelah pasien diberikan anestesi lokal.
Untuk aspirasi sumsum tulang, jarum berongga dimasukkan melalui tulang pinggul dan masuk ke dalam sumsum tulang untuk mengambil sampel cairan sel.
Sementara untuk biopsi sumsum tulang digunakan jarum yang lebih lebar untuk mengambil sepotong kecil tulang yang mengandung sumsum. Kedua sampel diperiksa di bawah mikroskop untuk mencari perubahan kromosom dan perubahan sel lainnya.
Fase Leukemia Granulositik Kronik
Berbeda dengan kanker lainnya yang umumnya disebut stadium 1,2,3 dan 4. Pada Leukemia Granulositik Kronik terdapat 3 fase: Kronis, akselerasi dan blast, berikut perbedaannya:
1. Fase kronis - Pada fase ini, LGK mungkin tidak menimbulkan gejala apa pun dan umumnya tubuh pasien dapat merespons pengobatan dengan baik.
2. Fase akselerasi - Pada fase ini, LGK lebih mungkin menimbulkan gejala dan bisa jadi kondisinya tidak dapat dikendalikan dengan baik oleh pengobatan.
3. Fase blast (atau blast crisis) - Fase ini sering kali menyebabkan gejala yang lebih parah dan lebih sulit diobati.
Untuk menetapkan fase-fase ini, umumnya dokter memerlukan tes diagnostik tertentu. Fase yang berbeda dapat diobati dengan terapi yang berbeda dan dengan respon tubuh yang berbeda pula.
Pengobatan Leukemia Granulositik Kronik
Rencana pengobatan pasien LGK seringkali didasarkan pada beberapa faktor, termasuk usia, kesehatan secara keseluruhan, tingkat sel blast, dan fase LGK. Berikut beberapa pengobatan yang dapat ditempuh pasien LGK: