Tentunya, tugas di Pulau Dewata menjadi lebih jauh dari daerah asalnya di Banyumas yang cukup ditempuh sekira tiga jam dari Ciamis. Namun Widi menyadari hal itu merupakan konsekuensi pekerjaan. Apalagi untuk diangkat menjadi ASN ia telah menunggu selama satu dasawarsa. "Doakan saja kepindahan saya lancar. Pasti ada penggantinya, Insya Allah lebih baik, masih muda dan bersemangat," kata istri dari Mardi Achmad, SH, yang telah dikaruniai tiga anak yaitu Hesell, Helwa, dan Hessa itu.
Setelah nanti bertugas di Bali, Widi mengatakan sangat ingin melanjutkan ke jenjang pendidikan S2. Apalagi ia dulu bercita-cita menempuh S2 dan S3 di Jerman. "Sangat amat ingin sekali ya S2 dan S3, tapi entahlah saya belum bisa ungkapkan itu sekarang, berjalan saja, dan Lillahi Ta'ala," ucapnya.
Widi juga mengatakan tak akan melupakan Ciamis. "Tentu saja saya tak akan melupakan Ciamis. Banyak potensi yang bisa diteliti di Ciamis," ujar Widi yang berdomisili di Perumahan Griya Amarta
Desa Handapherang Kecamatan Cijeungjing tersebut.
Bagi Widi, Ciamis merupakan guru terbaik dan tempat dirinya tumbuh dewasa. Ia menyebut Ciamis sebagai Kawah Candradimuka baginya di dunia kerja. Dari anak ingusan yang tahunya hanya teori, akhirnya merasakan dunia nyata sehingga harus berpikir keras dimana kadang teori tidak sama dengan kenyataan yang ada di masyarakat. "Tapi tetap harus berdiri tegap untuk siap sedia menyelesaikan persoalan, tetap dengan referensi atau literatur yang akurat," ujar perempuan yang punya hobi kegiatan outdoor seperti kemah, naik gunung, dan menikmati alam itu.***