Ini Dia Ecep Suwardaniyasa, Profil Putra Tasikmalaya Jurnalis Indonesia Pertama di Wall of Fame Six Star WMM

- 17 April 2024, 06:00 WIB
Ecep Suwardaniyasa Muslimin, menjadi jurnalis Indonesia pertama yang meraih Six Star Marathon di Boston, Amerika Serikat, Senin 15 April 2024 waktu setempat.*/Dok. Pribadi
Ecep Suwardaniyasa Muslimin, menjadi jurnalis Indonesia pertama yang meraih Six Star Marathon di Boston, Amerika Serikat, Senin 15 April 2024 waktu setempat.*/Dok. Pribadi /

KABAR PRIANGAN - H Ecep Suwardaniyasa Muslimin menjadi jurnalis Indonesia pertama yang meraih Six Star Marathon di Boston, Amerika Serikat, Senin 15 April 2024 waktu setempat. Lantaran itulah sekaligus ia mencatatkan namanya dalam Wall of Fame Six Star Finisher World Major Marathon (WMM).

WMM merupakan kompetisi kejuaraan lari maraton bergengsi di dunia yang dimulai tahun 2006. Kompetisi ini diakui sebagai event lari paling prestise dalam kalender para pelari, digelar dengan berbasis poin pada enam lomba maraton utama di kota-kota besar di dunia. Peserta yang meraih medali enam bintang hingga mencapai garis finish, berarti telah melakoni event ini di Tokyo (Jepang), Boston (Amerika Serikat), London (Inggris), Berlin (Jerman), Chicago dan New York (Amerika Serikat). Masing-masing menempuh jarak sejauh 42,2 km.

Baca Juga: Ecep Suwardaniyasa, Anak Tasikmalaya Jadi Jurnalis Indonesia Pertama Peraih Six Star World Marathon di Boston

Sejak WMM kali pertama digelar, hingga saat ini telah ada 87 pelari asal Indonesia yang juga berhasil mencatatkan namanya di Wall of Fame Six Star Finisher WMM. Termasuk Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno.

Ecep: Bersyukur dan bangga

Ecep sendiri mengatakan gembira dan bersyukur atas pencapaian tersebut. "Alhamdulillah, tentu bersyukur dan bangga. Tak mudah nama seseorang bisa tercatat di Wall of Fame Six Star Finisher WMM karena harus menyelesaikan enam rangkaian WMM atau melewati enam marathon major yaitu Tokyo, Berlin, London, Chicago, New York dan Boston dengan tingkat kesulitan yang berbeda beda," ujar Ecep saat dihubungi kabar-priangan.com/Surat Kabar Harian "Kabar Priangan", Selasa 16 April 2024 malam.

Ecep Suwardaniyasa Muslimin, menjadi jurnalis Indonesia pertama yang meraih Six Star Marathon di Boston, Amerika Serikat, Senin 15 April 2024 waktu setempat.*/Dok. Pribadi
Ecep Suwardaniyasa Muslimin, menjadi jurnalis Indonesia pertama yang meraih Six Star Marathon di Boston, Amerika Serikat, Senin 15 April 2024 waktu setempat.*/Dok. Pribadi

Adapun Ecep memulai seri balapan lari WMM tahun 2018 di Berlin. Kemudian di Chicago (2019), London (2022), Tokyo dan New York (2023), serta Boston (2024).

Baca Juga: Kemenangan Timnas Indonesia atas Vietnam 1-0, Penonton Asal Tasikmalaya Bungah: Suasana SUGBK Bikin Merinding

Saat seri maraton terakhir di Boston, ia harus melalui rute berat berupa tanjakan sangat panjang dari kilometer 26 hingga 36. Tentunya jika konfisi fisik tak mendukung serta kurang pengetahuan untuk melewati medan, bisa berisiko cedera. Namun segenap perjuangannya selama enam tahun itu terbayar tuntas hingga ia berhasil menjadi jurnalis Indonesia pertama yang mencatatkan namanya sebagai Six Star Marathon ajang WMM.

Awal mula menyukai olahraga lari

Mengapa Ecep bisa sangat menyukai olahraga lari? Menurutnya, awal dirinya tertarik untuk memulai gaya hidup sehat dengan olahraga tersebut berlangsung pada tahun 2018. Ia memulainya benar-benar dari nol. "Saat itu saya mencoba berlari satu putaran lapangan sepak bola, saya muntah-muntah," ucap General Manager News Gathering TvOne tersebut.

Namun ia tak putus asa. Latihan lari terus dijalani mengikuti instruksi instruktur. Hasilnya pun terasa. "Dengan latihan yang benar, lari pun menjadi nyaman sehingga bagus untuk kesehatan dan berat badan jadi ideal," kata penulis buku Membayangkan Republik terbitan Jejak Pustaka pada Januari 2024 itu.

Baca Juga: Kemenag dan Pemkot Tasikmalaya Luncurkan Program 'Pasutri', Kini Nikah Langsung Dapat 3 Dokumen Kependudukan

Kini olahraga lari seolah tak bisa lepas dari kesehariannya. Kecintaannya terhadap olahraga ini membuat Ecep dan rekan-rekannya membangun sejumlah komunitas lari. Komunitas di tempat kerjanya tvOne bernama One Runner, sedangkan di kampung halamannya diberi nama Tazbrurunners Tasikmalaya.

Profil Ecep Suwardaniyasa

Ecep sendiri dilahirkan di Tasikmalaya pada 8 Februari 1974. Pria asal Jalan Ampera Kelurahan Panglayungan Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya itu kini berdomisili di Pamulang Tangerang Selatan, seiring dengan lokasi pekerjaannya di Kantor tvOne, Jakarta. Meski begitu ia tetap sering pulang kampung ke kota resik.

Perjalanan pendidikan Ecep diawali dengan duduk di bangku SD Negeri Gununglipung 4 Tasikmalaya di Panglayungan (tahun 1980-1986). Kemudian melanjutkan ke SMP Pasundan Tasikmalaya (1986-1989) dan SMA Negeri 5 Tasikmalaya (1989-1992).

Baca Juga: Pilpres 2024 Urang Sunda Hanya Penonton, Pemerhati Politik Undang Sudrajat: Harus Jadi Tantangan dan Evaluasi

Lulus SLTA, ia menempuh kuliah S1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Purwokerto Program Studi Ilmu Pendidikan (1992-1998). Setelah itu S2 di Pascasarjana Sekolah Kajian Stratejik & Global (SKSG) Universitas Indonesia (UI) Jakarta (2014-2016). Saat ini ia Kandidat Doktor pada SKSG UI.

Selain pendidikan formal, beberapa pendidikan nonformal juga ia tempuh. Misalnya Pelatihan Jurnalis Peliput Pemilu yang digelar PWI Yogyakarta (1998), Training on Investigative Journalism for Television in Southeash Asia, Philiphine Center for Investigative Journalism and Southeast Asian Press Alliance (SEAPA) Thailand (2005), Pelatihan Advokasi dan Proteksi Jurnalis, Southeast Asian Press Alliance (SEAPA) Jakarta (2006).

Baca Juga: Geramnya Pelatih Timnas Indonesia U23 Shin Tae-yong kepada Wasit Nasrulla Kabirov: Anda Membuat Lelucon!

Selain itu Pelatihan Peliputan Mendalam Pemilu, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) tahun 2007, Focus Group Jurnalis, NGO dan Parlemen Eropa, Brussels, Belgia (2007), Pelatihan menulis Alert, Southeast Asian Press Alliance (SEAPA) tahun 2009, Behavioral Event Interview Training, tvOne Academy (2012); dan Great Leader Great Coach, Franklin Covey (2013).

Aktif di DMI Pusat hingga DKM di Panglayungan

Selama dua periode (hingga 2026) Ecep menjadi anggota Kelompok Ahli Badan Narkotika Nasional (BNN) dan tercatat sebagai Dosen Pascasarjana SKSG UI. Ia juga aktif sebagai pengurus Dewan Masjid Indonesia (DMI) Pusat dengan ketua umum saat ini HM Yusuf Kalla, serta pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al Barokatul Muslimin di Jalan Ampera Kelurahan Panglayungan Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya. (2 - Bersambung)***

 

Editor: Arief Farihan Kamil


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah