Jelang HUT Ke-8, Komunitas Seasoldier Launching Film Climate Witnes di 20 Kota Termasuk di Tasikmalaya

3 Maret 2023, 22:05 WIB
Ketua Seasoldier Tasikmalaya, Hamdan Uje saat memaparkan tentang komunitas Seasoldier kepada peserta yang hadir dalam kegiatan launching film Climate Witnes “And Act Revolution About Climate” yang ditayangkan serentak pada Minggu, 25 Februari 2023. /Kabar-Priangan.com/Helma Apriyanti/

KABAR PRIANGAN – Menjelang peringatan ulang tahun yang ke-8, Seasoldier Foundation atau yang lebih dikenal sebagai Komunitas Seasoldier mengadakan berbagai rangkaian kegiatan. Salah satunya yaitu launching film Climate Witnes “And Act Revolution About Climate” secara serentak di 20 kota/kabupaten yang ada di Indonesia termasuk di Kota Tasikmalaya.

Kegiatan ini dilakukan untuk mengingatkan dan mengajak kembali masyarakat agar turut serta menjaga alam dan lingkungan dalam perubahan iklim saat ini. Di Kota Tasikmalaya sendiri, rangkaian kegiatan peringatan HUT ke-8 Komunitas Seasoldier dilaksanakan di Yellow Box Coffee & Roastery pada Minggu, 25 Februari 2023.

Acara yang digelar dari pukul 14.00 WIB-18.00 WIB ini diikuti sekitar 50 peserta dari  berbagai organisasi, komunitas, dan lembaga yang peduli terhadap lingkunga. Terlihat perwakilan dari Kaniwata Unsil, juga dari asosiasi bank sampah Kota Tasikmalaya ikut hadir di kegiatan ini.

Baca Juga: Proses Hukum Lanjut, Terduga Pelaku Ujaran Kebencian kepada Polisi Telah 10 Hari Ditahan di Polres Pangandaran

Film Climate Witnes “And Act Revolution About Climate” merupakan film dokumenter yang menceritakan tentang pelestarian alam di Nusa Tenggara Timur (NTT). Dimana cerita yang diangkat di film ini mengisahkan 4 sosok inspiratif para penggerak kelestarian alam dan lingkungan, yaitu Joni Messakh, Yasinta Adoe, Selia Narwasti, dan Lunggi Randa. Film dengan durasi 60 menit ini mengingatkan kembali para penonton tentang pentingnya menjaga lingkungan dalam perubahan iklim.

Ketua Seasoldier Tasikmalaya, Hamdan Uje mengatakan bahwa film Climate Witnes ini diharapkan untuk menjadi pengingat kembali masyarakat tentang iklim lingkungan yang terjadi sekarang.

“Setelah pandemi covid kemarin, masyarakat secara tidak langsung seakan lupa untuk memperhatikan alam,” ucap Uje kepada Kabar-Priangan.com pada Jumat, 3 Maret 2023. 

Baca Juga: Ironi Gula Aren Langkaplancar Pangandaran yang Dulu Terkenal Keasliannya, Kini Sulit Dijumpai

“Kegiatan ini dilakukan sebagai pemantik, agar masyarakat kembali fokus untuk ikut kembali menjaga  lingkungan alam dalam perubahan iklim yang terjadi saat ini,” lanjutnya.

Selain mengenalkan ke hadirin yang hadir tentang komunitas Seasoldier, Uje juga mengatakan bahwa Seasoldier Tasikmalaya juga turut menghadirkan founder Rumah Sampah Berbasis Sekolah (RSBS) memaparkan tentang penanggulangan sampah. Hal ini dilakukan agar selain turut menjaga lingkungan, masyarakat juga turut ikut andil dalam penanggulangan permasalahan lingkungan salah satunya yaitu sampah.

“Banyak sampah yang dihasilkan dari rumah tangga, dan ini menjadi kewajiban bersama bagaimana cara menanggulanginya. Dengan memperkenalkan RSBS, semoga teman-teman setelah mendengar pemaparan pengelolaan sampah dari Kang Rido akhirnya ikut serta menanggulangi langsung pengelolaan sampah di lingkungannya,” papar Uje.

Baca Juga: Liarnya Informasi di Media Sosial, Media Bagian dari Obat untuk Tepis Hoaks

Uje berharap agar setelah kegiatan ini, semua yang  hadir mempunyai tujuan yang sama untuk menanggulangi permasalahan lingkungan terutama penanganan sampah agar bisa ditanggulangi bersama.

“Misalnya untuk sampah plastik dibuat ecobrick. Sedangkan untuk sampah organik dibuat kompos. Jadi masyarakat tidak hanya pintar memilah dan memilih sampah saja tapi juga ikut menanggulangi permasalahan atas sampah tersebut,” jelasnya.

Uje mengingatkan bahwa untuk mulai melakukan aksi ramah lingkungan yang dimulai dari diri kita sendiri salah satunya yaitu terhadap sampah.

Baca Juga: Rumah Rusak dan Puluhan Lainnya Terancam Akibat Pergerakan Tanah di Cisompet Garut

“Sampah bukan tanggung jawab pemerintah, tapi tanggung jawab kita bersama, kalo bukan kita siapa lagi. Dari sekarang, ayo kita mulai bijak dalam menggunakan plastik sebagai langkah awal mengurangi sampah,” tegas Uje.

Sementara itu Nur Salim Ridha dari RSBS yang akrab disapa Kang Rido ini menjelaskan mengenai RSBS yang dikelolanya.

“Sekolah itu menjauhkan anak dari alam, yang secara tidak sadar di sudutkan pada satu tujuan yaitu industri. Sehingga, masyarakat jaman sekarang kurang sadar akan dampak sampah terutama anak-anak,” jelas Kang Rido.

Baca Juga: Pengalaman Guru Sepuh, H. Otong Soekarso (Bagian 1): Kenangan Bersekolah di SGB 1 Ciamis Tahun 1950-an

“Untuk menyelamatkan kita dari dampak sampah ini dimana salah satunya yaitu efek rumah kaca, diantaranya dengan menerapkan bank sampah. Selain itu juga bisa dengan menerapkan ecopreneur, yaitu dengan mulai menggunakan sedotan kayu, mulai menggunakan tumbler, menggunakan totebag saat berbelanja, dan masih banyak lagi,” imbuhnya.

Sedangkan untuk komunitas Seasoldier yang akan memasuki usia ke-8 tahun, Kang Rido berharap agar Komunitas Seasoldier bisa bersinergi dengan semua aktivis lingkungan untuk menambah kekuatan dalam melakukan aksi bersama, edukasi bersama tentang permasalahan lingkungan.

Sebagaimana diketahui, Seasoldier Indonesia saat ini memiliki 15 regional yang tersebar di Indonesia yaitu di Maluku Utara, Pacitan, Jakarta, Kalimantan Barat, Bali, Medan, Balikpapan, Lombok, Banyuwangi, Tasikmalaya, Tegal, Surabaya, Gorontalo, Sulawesi Utara, dan Bandung.

Baca Juga: Sayembara Penulisan Cerita Anak Berbahasa Daerah Total Hadiah Rp400 Juta Lebih, Ini Persyaratannya

Seasoldier sendiri merupakan organisasi mandiri yang berawal dari aksi pribadi yang peduli terhadap lingkungan. Gerakan ini pertama kali digagas oleh Nadine Chandrawinata dan Dinni Septianingrum pada 28 Maret 2015 dengan tujuan mengajak masyarakat melakukan aksi ramah lingkungan yang dimulai dari diri sendiri.***

Editor: Helma Apriyanti

Tags

Terkini

Terpopuler