Debat Capres 2024 Kelima tentang Pendidikan, Singgung Bagaimana Selesaikan Isu UKT yang Mahal

5 Februari 2024, 21:50 WIB
Debat Capres 2024 Kelima merupakan debat terakhir sebelum Pemilu 2024 pada 14 Februari mendatang.* /Tangkapan layar/Instagram @kpu.ri

KABAR PRIANGAN - Minggu, 4 Februari 2024 telah diadakan Debat Capres 2024 Kelima di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta. Tema debat capres terakhir tersebut yaitu Kesejahteraan Sosial, Pembangunan SDM dan Inklusi, dengan sub tema kesehatan, pendidikan, kebudayaan, ketenagakerjaan, teknologi informasi, kesejahteraan sosial, dan sosial.

Salah satu pembahasan ketiga capres tersebut yaitu sub tema pendidikan yang mengangkat isu UKT yang mahal. Dimulai dari pertanyaan Paslon Nomor Urut 1 Anies Baswedan yang bertanya, “Kampus yang seharusnya merdeka, dan memerdekakan, dan kampus merdeka itu baik, tetapi bukan berarti merdeka untuk menaikkan ongkos. Bukan berarti menggunakan segala cara untuk bisa mendapatkan dana dari Mahasiswanya. Ada Mahasiswa yang kesulitan membayar UKT sehingga menggunakan Pinjol,” ujarnya.

Baca Juga: Jisung NCT DREAM Berulang Tahun 5 Februari 2024, Simak Fakta-fakta Menarik Cowok yang Takut Kecoa Ini

Adapun cara untuk menyelesaikan permasalahan UKT menurut Paslon Nomor 3 Ganjar Pranowo. “Hentikan liberasi pendidikan, berikan kepada mahasiswa proporsi yang benar,” ucapnya.

Program Ganjar Pranowo Dikaitkan Isu UKT

Program Ganjar pun dikaitkan mengenai isu UKT tersebut. Ganjar menjelaskan mengapa mencetuskan program keluarga miskin dan sarjana, agar mereka tidak direpotkan dalam permasalahan UKT tersebut.

“Ikhtiar para mahasiswa hari ini agar dia tetap sekolah adalah ngutang, pinjol adalah problem dan saya sepakat, kami diskusi dengan para mahasiswa Jogja ini menjadi cerita utama, liberasi yang harus dihentikan ini harus diimbangi dengan proposionalitas mana yang mampu dan kurang mampu," ucap Ganjar yang dalam Pilpres 2024 berpasangan dengan Cawapres Mahfud MD.

Baca Juga: Viral Video Aksi Nekat Seorang Nenek di Garut Menghadang Mobil Malak Uang Pengendara

"Yang kurang mampu harus mendapat intervensi dari pemerintah,yang harus dikerjakan Perguruan Tinggi pun harus bisa menunjukkan bahwa UKT ini dengan kluster pembiayaan seperti ini diperuntukkan untuk kalangan yang memang sesuai dengan strata mereka,” ucapnya menambahkan.

“Pendidikan tinggi sebagai supplier pembentukan kelas menengah Indonesia, negara harus menempatkan perguruan tinggi sebagai ekskalator sosial ekonomi, jadi kalau cara pandangnya begitu maka biaya pendidikan tinggi ada dua penyedianya, satu orang tua, satu negara,” kata Ganjar.

Baca Juga: Ada Niagara Mini di Tasikmalaya! Tempat Wisata Curug Dengdeng yang Seperti Air Terjun Bertingkat-tingkat

Perdebatan Anies Baswedan dengan Prabowo 

Perdebatan Anies Baswedan dan Capres Nomor Urut 2 Prabowo Subianto terjadi. Prabowo setuju mengenai permasalahan UKT yang mahal lebih baik dipegang oleh negara bukan dibebankan ke universitas. Anies pun menuturkan bahwa negara menciptakan universitas sebagai eskalator sosial karena sebagai investasi memberikan pajak bagi negara.

Dari perdebatan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa lebih baik harus dibebankan ke negara. Universitas tidak harus menjadi eskalator sosial ekonomi yang menjadikan UKT mereka mahal yang dapat membebankan mahasiswanya. Ketika para mahasiswa menjadi kelas menengah mereka bekerja, memberikan pajak bagi negara, tetapi bukan pendapatan mereka ketika sedang sekolah. (Ayu Nadillah)***

Editor: Arief Farihan Kamil

Tags

Terkini

Terpopuler