Greenpeace Minta Presiden Joko Widodo Menyadari COP26 Menentukan Keberlanjutan Kemanusiaan

- 3 November 2021, 09:02 WIB
Presiden Joko Widodo saat berpidato di COP26 yang berlangsung di Glasgow, Skotlandia. Greenpeace minta Jokowi untuk menyadari COP26 menentukan keberlanjutan kemanusiaan.
Presiden Joko Widodo saat berpidato di COP26 yang berlangsung di Glasgow, Skotlandia. Greenpeace minta Jokowi untuk menyadari COP26 menentukan keberlanjutan kemanusiaan. /Instagram @jokowi/

COP26 yang bertempat di Glasgow,Skotlandia mulai Senin 1 November 2021 hingga Jumat 12 November 2021, menjadi deadline bagi semua negara yang terlibat untuk mempresentasikan rencana mereka.

Presiden Joko Widodo mendapat giliran untuk berbicara di KTT tentang perubahan iklim COP26. Dalam pidatonya, Jokowi menyampaikan bahwa Indonesia terus berkontribusi dalam penanganan perubahan iklim.

Baca Juga: Ramalan Zodiak 3 November 2021: Aries, Taurus, Gemini. Hari yang Membingungkan Terkait Masalah Hubungan

Dilansir dari akun Instagram Greenpeace, dari 9 poin yang disampaikan Jokowi dalam pidatonya di COP26 dibantah oleh Greenpeace, yaitu :

1.Laju deforestasi turun signifikan terendah dalam 20 tahun terakhir.
Menurut Greenpeace deforestasi di Indonesia justru meningkat dari yang sebelumnya 2,45 juta Ha (2003-2011) menjadi 4,8 juta Ha (2011-2019).

2.Kebakaran hutan turun 82 persen di tahun 2020
Sedangkan berdasarkan data yang disampaikan Greenpeace, penurunan luas kebakaran hutan dan lahan (karhutla) 2020 jika dibandingkan tahun 2019 yang mencapai 296.942 Ha ini adalah angka kebakaran yang luasnya setara dengan 4 kali luas DKI Jakarta.

Baca Juga: Jadwal Acara ANTV Rabu, 3 November 2021: Saksikan Serial Drama India Gopi, Bepannah, dan Balika Vadhu

Penurunan ini juga disebabkan gangguan anomaly fenomena La Nina bukan sepenuhnya upaya langsung pemerintah.

3. Indonesia telah memulai rehabilitasi hutan mangrove seluas 600ribu hektar sampai di 2024 terluas di dunia.
Greenpeace mengatakan rencana pemerintah untuk merestorasi hutan mangrove seluas 600.000 Ha sampai di 2024 sangat hebat, tetapi jika dibandingkan luas hutan mangrove yang rusak di Indonesia yang telah mencapai 1,8 juta Ha. Hal ini tidak ambisius mengingat hutan mangrove mempunyai fungsi ekologi yang sangat vital bagi Kawasan pesisir yang saat ini sedang menghadapi ancaman krisis iklim.

4. Indonesia telah merehabilitasi 3 juta lahan kritis antara tahun 2010 sampai tahun 2019.
Capaian ini perlu dipertanyakan ulang oleh Greenpeace mengingat terdapat peningkatan laju deforestasi di Indonesia. Nasib komitmen moratorium sawit yang tidak jelas sampai saat ini menjadi sinyal perlunya peningkatan target perbaikan tata kelola hutan.

Halaman:

Editor: Dede Nurhidayat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah