Wabah PMK Menyebar Begitu Cepat, Teguh Boediyana: Implikasinya Luar Biasa, Pemerintah Terlihat Gagap

- 14 Mei 2022, 23:22 WIB
Pemerhati dan Praktisi Peternakan, Teguh Boediyana.*
Pemerhati dan Praktisi Peternakan, Teguh Boediyana.* /Kabar-Priangan.com/Tangkapan layar Zoom/Arief Farihan K

Baca Juga: Forum Nakes Non ASN Jabar Curhat Ke DPRD, Minta Agar Bisa Diangkat Menjadi ASN Sesuai PP No 56/2012

"Kasihan sekali itu karena memang ada peraturan untuk menghentikan semua lalu lintas hewan," kata mantan Kepala Biro Humas Departemen Koperasi saat Menteri Koperasi Adi Sasono itu.

Kerugian-kerugian yang lain terjadinya PMK seperti disampaikan 2,5 tahun lalu oleh Komisi Ahli Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner drh Tri Satya Putri Naipospos, MPhil, PhD, kalau PMK muncul di Indonesia maka aset kerugian ekonomi totalnya sekira Rp 15 triliun.

Masalah ternak yang terkait karena ada penurunan produksi susu, terjadi keguguran, ada kematian, penurunan berat badan, penurunan produktivitas yang nilainya kira-kira Rp 4 triliun.

Baca Juga: Kalahkan Jepang 3-2, Tim Bulutangkis Indonesia Akan Ditantang India di Final Thomas Cup 2022 Besok

Selain itu, lanjut Teguh, ada juga biaya-biaya untuk pemberantasan PMK yang tidak kurang dari Rp 70 miliar, biaya pemotongan atau pemusnahan, dan biaya kompensasi.

"Hari ini peternak sapi yang mati atau tertular belum ada keputusan berapa mereka akan mendapatkan kompensasi karena pemerintah tidak menyiapkan dana tanggap darurat untuk hal ini. Akhirnya yang dirugikan adalah peternak, itu baru dari sisi ternak," ujarnya.

Implikasi lain terhadap terjadinya PMK adalah efek tourism. Diperkirakan efek ini sekitar Rp 2 triliun-Rp3 triliun karena bisa jadi negara-negara tertentu melarang warganya masuk ke Indonesia.

Baca Juga: Kendati Ada Ancaman Hepatitis, Bupati Rudy Gunawan Tegaskan, PTM 100 Persen di Garut Jalan Terus

"Dengan adanya kejadian ini negara-negara lain takut nanti kalau warganya pulang virus PMK
ini terbawa ke negara-negara yang potensi peternakannya besar seperti Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat, Kanada, Jepang," ucap Teguh.

Selain itu, berimplikasi juga terhadap sektor ekspor. "Kita pernah pengalaman beberapa tahun lalu, mau ekspor ke Korea Selatan atau Jepang kalau tak salah produk-produk pertanian ditolak karena mereka khawatir ada terkontaminasi PMK," ucapnya.

Halaman:

Editor: Arief Farihan Kamil


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x