KABAR PRIANGAN – Pada 1 Mei 1918 Hari Buruh Internasional pertama kali diperingati di Hindia Belanda --kini Indonesia-- oleh Serikat Buruh Kung Tang Hwee. Peringatan Hari Buruh yang diklaim pertama di Asia tersebut, turut dihadiri Sneevliet dan Baars dari Persatuan Sosial Demokrat Hindia Belanda (ISDV), cikal bakal Partai Komunis Indonesia (PKI).
Dilansir kabar-priangan.com dari Historia pada 28 April 2023, tiga tahun kemudian setelah peringatan tersebut, 1 Mei 1921, HOS Cokroaminoto menghadiri peringatan Hari Buruh Internasional dan memberi orasi sebagai perwakilan serikat buruh di bawah pengaruh Sarekat Islam. Pada kesempatan itu ia ditemani oleh salah seorang muridnya, Sukarno.
Menjelang tahun 1926, pemerintah Hindia Belanda mendapat informasi akan ada pemberontakan PKI tepat saat peringatan Hari Buruh Intermasional. Mengantisipsi hal tersebut, pemerintah kemudian meniadakan peringatan tersebut.
Baca Juga: Presiden Jokowi Nyaris Makan Buah Formalin, Wagub NTT Pastikan Semua Makanan KTT ASEAN Aman
Setelah pemberontakan PKI meletus pada tahun 1926-1927 di Silungkang dan sekitarnya di Sumatra Barat, pemerintah kolonial melarang peringatan Hari Buruh Internasional dalam bentuk apa pun.
Pasca Indonesia merdeka, Hari Buruh Internasional kembali diperingati. Sutan Sjahrir yang menjabat sebagai Perdana Menteri yang berasal dari Partai Sosialis Indonesia justru menganjurkan peringatan tersebut.
Menteri Sosial kala itu, Maria Ullfah, yang juga berhaluan sosialis, bahkan memberi anjuran kepada para pemilik usaha agar tetap membayar upah buruh pada 1 Mei kendati mereka libur kerja pada hari tersebut.