Peringatan Hari Buruh Internasional 2023: Menko PMK Sebut Mayoritas Buruh Indonesia Generasi Sandwich, Apa Itu

- 1 Mei 2023, 22:18 WIB
Ilustrasi sandwich. Menko PMK Muhajir Efendi sebut mayoritas buruh Indonesia adalah generasi sandwich yang dianalogikan seperti roti lapis, menanggung beban generasi di atas dan di bawahnya.*
Ilustrasi sandwich. Menko PMK Muhajir Efendi sebut mayoritas buruh Indonesia adalah generasi sandwich yang dianalogikan seperti roti lapis, menanggung beban generasi di atas dan di bawahnya.* /Pexels/Alex Green

KABAR PRIANGAN - Puncak Hari Buruh Internasional 2023 di Indonesia diperingati melalui sistem daring. Pada acara itu, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhajir Efendi mengatakan bahwa matoritas buruh di Indonesia adalah generasi sandwich. “Saya belum menemukan berapa angka yang pasti, tapi kita pastikan mayoritas buruh kita itu adalah generasi sandwich,” kata Muhajir, Senin, 1 Mei 2023.

Muhajir juga mengatakan bahwa generasi sandwich rentan terhadap kemiskinan, jika kelompok ini terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), maka ada banyak pihak yang terkena dampaknya.

Apa itu generasi sandwich? Dilansir kabar-priangan.com dari sikapiuangmu.ojk.go.id pada 1 Mei 2023, istilah ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1981 oleh seorang Direktur Praktikum Universitas Kentucky, Lexington, Amerika Serikat, Profesor Dorothy A. Miller.

Baca Juga: Enjang Tedi Sebut Butuh Win-win Solution Untuk Selesaikan Persoalan Buruh

Generasi sandwich merupakan generasi orang dewasa yang harus menanggung hidup tiga generasi yaitu orang tuanya, diri sendiri, dan anaknya. Kondisi tersebut dianalogikan seperti sandwich dimana sepotong daging terhimpit oleh dua lembar roti.

Roti tersebut diibaratkan sebagai orangtua (generasi atas) dan anak (generasi bawah), sedangkan isi utama sandwich berupa daging, mayonnaise, dan saus yang terhimpit oleh roti diibaratkan bagai diri sendiri.

Generasi sandwich terjadi pada seseorang baik pria maupun wanita yang memiliki rentan umur dari 30 hingga 40 tahun. Ada pula yang menyebutkan rentang umur antara 30 hingga 50 tahun.
Namun, seorang Aging and Elder Care Expert (seniorliving.org) bernama Carol Abaya mengkategorikan generasi sandwich menjadi tiga ciri berdasarkan perannya:

Baca Juga: Mengenang Tragedi Mei 1998, Membekas dalam Sejarah Pergerakan Bangsa Indonesia

1. The Traditional Sandwich Generation
Orang dewasa berusia 40 hingga 50 tahun yang dihimpit oleh beban orangtua berusia lanjut dan anak-anak yang masih membutuhkan finansial.

2. The Club Sandwich Generation
Orang dewasa berusia 30 hingga 60 tahun yang dihimpit oleh beban orangtua, anak, cucu (jika sudah punya), dan atau nenek kakek (jika masih hidup).

3. The Open Faced Sandwich Generation
Siapa pun yang terlibat dalam pengasuhan orang lanjut usia, namun bukan merupakan pekerjaan profesionalnya (seperti pengurus panti jompo) termasuk ke dalam kategori ini.

Baca Juga: Ironis, Daerah Lain Saat Libur Lebaran 'Marema', Tempat-tempat Wisata di Ciamis Ini Justru Merana

Banyak faktor yang melatarbelakangi munculnya generasi sandwich, tapi umumnya ini terjadi karena kegagalan finansial orang tua. Orang tua yang tidak memiliki perencanaan finansial yang baik untuk masa tuanya akan berpotensi besar untuk membuat sang anak menjadi generasi sandwich berikutnya. 

Dan selanjutnya sang anak akan mengikuti jejak orangtuanya kelak sebagai orangtua yang tidak mandiri di masa tuanya, dan pada akhirnya berlanjut begitu seterusnya. Karena itu Menko PMK Muhajir Efendi membuat beberapa program untuk menjamin kesejahteraan buruh pada generasi sandwich.***

 

Editor: Arief Farihan Kamil


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x